Meski Pandemi, Penjualan Sari Roti Tembus Rp1,67 Triliun
Saat ini, Nippon Indosari Corporindo telah mengoperasikan 14 pabrik dengan sebaran 13 pabrik berlokasi strategis di Indonesia dan satu pabrik di Filipina dengan total kapasitas produksi 5 juta Sari Roti per hari.
Industri
JAKARTA – PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) mencatat penjualan bersih senilai Rp1,67 triliun pada semester I-2020. Jumlah tersebut tercatat naik 5,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan paparan publik secara virtual pada Rabu, 26 Agustus 2020, perusahaan bersandi saham ROTI ini mencatat kinerja positif disumbang oleh sejumlah strategi proaktif perseroan.
Direktur Nippon Indosari Corporindo Arlina Sofia mencontohkan strategi perseroan dengan memperkuat sebaran 40.000 titik penjualan (point of sales). Manajemen juga meluncurkan Layanan Pesan Antar melalui aplikasi WhatsApp maupun cahatbot.
“Alhasil, terjadi pertumbuhan signifikan pada kanal tradisional (general trade) hingga 30% year-on-year (yoy) menjadi Rp455 miliar,” kata
dia dalam keterangan resmi di PT Bursa Efek Indonesia, Rabu, 26 Agustus 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Di sisi lain, kanal modern (modern trade) masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan semester I-2020. Perolehan penjualan dari segmen ini mencapai Rp1,17 triliun dari 35.000 gerai minimarket, supermarket dan hypermarket di seluruh Indonesia.
Indikator Lain
Tidak sampai di situ, capaian EBITDA perusahaan pemegang merek Sari Roti pada semester pertama 2020 tercatat positif sebesar Rp224,3 miliar. EBITDA itu naik 17,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Arlina mangakui perolehan ini merupakan hasil efisiensi operasional, khususnya pengelolaan transportasi logistik serta belanja iklan dan promosi.
“Bahkan setelah beban depresiasi, bunga pinjaman, dan pajak, perseroan tetap dapat menjaga profit margin yang sehat pada kisaran 5,5%. Hingga akhirnya membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp91,44 miliar,” tambah Arlina.
Saat ini, ROTI telah mengoperasikan 14 pabrik dengan sebaran 13 pabrik berlokasi strategis di Indonesia dan satu pabrik di Filipina dengan total kapasitas produksi 5 juta roti per hari.
Perseroan juga tengah membangun dua pabrik baru di Banjarmasin dan Pekanbaru yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2020.
Pada semester pertama tahun ini, ROTI telah menggunakan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp182 miliar setara dengan 45,5% dari rencana tahun 2020.
Berkaitan dengan pandemi, Arlina mengakui industri makanan dan minuman (mamin) turut merasakan pukulan yang dirasakan berbagai industri lain.
Untuk mengantisipasinya, manajamen perseroan melakukan analisa komprehensif terhadap daya beli, pola konsumsi, pola belanja dan pola aktivitas masyarakat.
“Agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam menangkap prospek pertumbuhan permintaan produk roti yang kuat,” imbuh dia. (SKO)