<p>Sumber: id.pinterest.com</p>
Industri

Meski Penuh Tantangan, Industri Properti 2020 akan Menggairahkan

  • JAKARTA – Sejumlah dukungan dari pemerintah telah dilakukan untuk mendorong perkembangan industri properti. Meskipun dipenuhi tantangan, tahun 2020 diperkirakan industri ini akan menggairahkan . Memanasnya kondisi geopolitik hingga virus yang melumpuhkan ekonomi China dinilai Direktur Utama Bank BTN, Pahala Mansury akan berdampak di Indonesia. “Mewabahnya Virus Covid-19 di Tiongkok yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA – Sejumlah dukungan dari pemerintah telah dilakukan untuk mendorong perkembangan industri properti. Meskipun dipenuhi tantangan, tahun 2020 diperkirakan industri ini akan menggairahkan .

Memanasnya kondisi geopolitik hingga virus yang melumpuhkan ekonomi China dinilai Direktur Utama Bank BTN, Pahala Mansury akan berdampak di Indonesia.

“Mewabahnya Virus Covid-19 di Tiongkok yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China akan ikut berdampak ke Indonesia,” ujarnya, Minggu (16/02).

Kendati demikian, industri properti akan dapat menghadapi tantangan tersebut, tentunya melalui kerja sama antar pihak terkait, terutama dukungan pemerintah.

Dukungan terhadap industri properti tengah dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia melalui peningkatan batasan tidak kena pajak pada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana.

Selain itu, pemerintah juga memberikan pembebasan PPN terhadap rumah atau bangunan korban bencana alam. Kemudian, terdapat penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah yang semula 5% menjadi 1%, serta peningkatan batas hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).

Selain kebijakan fiskal, pemerintah juga memberikan dukungan lewat kebijakan moneter. Diantaranya, relaksasi Loan to Value dan pelonggaran Giro Wajib Minimum serta penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.

Sebelumnya, pada tahun 2019 industri properti di Indonesia mengalami penurunan. Penjualan properti residensial pada triwulan IV/2019 turun sebesar 16,33% secara triwulanan dibandingkan dengan triwulan III/2019 yang masih tumbuh sebesar 16,18%.

Untuk dapat meningkatkan hal tersebut, pemerintah mengupayakan dengan memberikan program-program yang mendukung.

Diantaranya, melalui program Sejuta Rumah, kemudian program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Bank BTN terus mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP,” paparnya.

Selain itu, pembangunan infrastruktur akan memberikan dampak positif terhadap sektor properti. Pembangunan infrastruktur yang memadai akan mempermudah akses masyarakat.

Kemudian, Pahala juga mengatakan tahun 2020 adalah waktu yang tepat untuk membeli properti. Terdapat sejumlah faktor yang membuat investasi bisnis properti sangat menarik, diantaranya suku bunga rendah, uang muka KPR yang lebih terjangkau serta pilihan ragam hunian yang bervariasi dan strategis.

Program BTN

Tahun 2020, Bank BTN menargetkan pertumbuhan kredit yang sebagian besar ditopang sektor KPR sebesar 8-10% serta didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%.

Untuk segmen KPR Subsidi, hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%. Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan oleh kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit.

Jumlah tersebut terdiri dari FLPP sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.

Selain itu, Bank BTN juga menawarkan suku bunga KPR mulai dari 5,7% fixed rate selama 1 tahun, bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa sebesar 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000

“Kami akan menawarkan KPR dengan skema khusus yang dapat menangkap segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak kebagian FLPP KPR dengan skema khusus ini juga memfasilitasi pengembang rumah subsidi yang pasokannya melimpah namun sulit mendapatkan pembeli,” jelas Pahala.