<p>Seorang peminjam tengah mengajukan pinjaman melalui aplikasi Fintech P2P Lending UangTeman. / Facebook @uangteman</p>

Meski Permintaan Pinjaman Naik 40 Persen, UangTeman Tetap Batasi Approval Rate

  • Approval rate UangTeman saat ini masih dibawah 10%.

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Penyelenggara financial technology peer-to-peer lending (fintech P2P lending) PT Digital Alpha Indonesia atau UangTeman menyatakan jumlah permintaan pinjaman meningkat hingga 40% di masa pandemi.

Kendati begitu, platform pinjaman online multiguna ini tidak lantas memberikan persetujuan pinjaman kepada semua permintaan tersebut. Bahkan, approval rate UangTeman saat ini masih dibawah 10%.

SVP Corporate Affairs UangTeman Roberto Sumabrata menyatakan bahwa pihaknya tetap menjaga kualitas kredit. Baginya, kepercayaan para pendana (lender) mesti dijaga.

“Ini alasan kita tidak memaksimalkan potensi nasabah baru tersebut. Di tengah pandemi ini kita harus semakin menambah tingkat kehati-hatian karena kita juga memiliki tanggung jawab kepada para lender,” ujarnya dalam diskusi daring, Selasa 6 Oktober 2020.

Roberto menyatakan analisa yang baik terhadap risiko gagal bayar ini yang membuat UangTeman sukses menahan angka kredit bermasalah di level 4,91%. Dengan kata lain, tingkat keberhasilan bayar pada hari ke-90 (TKB90) nasabah UangTeman mencapai 95,09%.

“TKB90 kita sebelum pandemi bahkan lebih tinggi dari sekarang,” tuturnya.

Sementara, Acting Chief Technology Officer UangTeman, Andre Pratama Adiwijaya menyebut akan selalu mengedepankan inovasi teknologi dalam menjalankan operasional perusahaan.

Ia mengungkapkan, pihaknya juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa jasa credit scoring seperti Pefindo Biro Kredit dan Peruri. Tak hanya itu, UangTeman juga bermitra dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri terkait akses data penduduk.

“Kita juga mengembangkan aplikasi collection digital di internal agar penagihan berjalan lancar, tetapi tetap tidak merugikan nasabah yang ada,” tambahnya.

Harapan yang Tertunda

Sebagai sebuah startup, sebelumnya UangTeman memperkirakan akan mengalami profitable pada akhir tahun ini. Namun, pandemi COVID-19 membuat harapan perusahaan pupus dan kemungkinan proyeksi tersebut baru bisa tercapai di tahun 2021.

“Di tahun 2020 kita proyeksikan sudah profit. Tapi dengan adanya pandemi mungkin proyeksi jadi mundur. Kalau vaksin dapat keluar dalam waktu dekat ini, kemungkinan kita sudah profitable di tahun depan,” jelas Roberto.

Saat ini, lanjut Roberto, UangTeman juga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan merilis sejumlah produk baru dengan penawaran plafon pinjaman yang lebih besar dengan tenor yang lebih panjang.

“Kita juga menambah dua produk baru saat ini. Yang pertama Installment yang punya tenor sampai tiga bulan dan Lite Installment dengan tenor mencapai enam bulan. Masing-masing plafon pinjaman hingga Rp20 juta,”

Ia mengungkapkan bahwa pinjaman tersebut merupakan kategori pinjaman produktif yang menyasar sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal itu sebagai bentuk diversifikasi yang dilakukan perusahaan di tengah krisis pandemi saat ini.

Sebagai informasi, sejak didirikan pada 2015 dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2017, UangTeman telah diunduh sebanyak 1 juta kali dan telah menyalurkan pinjaman sebanyak Rp650 miliar. Sementara akumulasi jumlah peminjam (borrower) UangTeman sekitar 300.000 nasabah dengan 82.000 nasabah aktif saat ini.