<p>Pertambangan nikel milik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). / Vale.com</p>
Korporasi

Meski Produksi Nikel Turun, Laba Bersih Vale Indonesia Meroket 60,4 Persen Jadi Rp1,76 Triliun

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat kenaikan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2021.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat peningkatan laba sebesar 60,4% pada akhir September 2021. Kenaikan laba INCO berhasil dicapai meski produksi nikel Vale turun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Vale Indonesia mencatatkan pendapatan sebesar US$686,43 juta atau Rp9,82 triliun (kurs laporan keuangan Rp14.313 per dolar AS). Jumlah ini meningkat 20,2% dari pendapatan periode yang sama tahun lalu sebesar US$571,02 juta.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Vale tercatat sebesar US$122,94 juta (Rp1,76 triliun) hingga kuartal III-2021. Jumlah ini meningkat 60,4% dari catatan periode yang sama tahun sebelumnnya sebesar US$76,64 juta.

CEO dan Direktur Vale Indonesia Febriani Eddy mengatakan peningkatan pendapatan ini berkat pengiriman lebih banyak nikel untuk dijual pada kuartal III-2021. Produksi dan penjualan nikel INCO memang tercatat meningkat pada kuartal III-2021 jika dibandingkan dengan kuartal II-2021.

“Di saat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel selama periode tersebut. Harga realisasi rata-rata kami pada kuartal ketiga 2021 adalah 11% lebih tinggi dibandingkan pada kuartal kedua 2021,” ujar Febriani dalam siaran pers, dikutip Jumat, 29 Oktober 2021.

Produksi nikel Vale meningkat 20,5% dari 15.048 ton pada kuartal II-2021 menjadi 18.127 ton pada kuartal III-2021. Penjualan juga meningkat 17,2%  dari 15.845 ton pada kuartal II-2021 menjadi 18.571 ton pada kuartal III-2021.

Meski begitu, produksi dan penjualan tercatat turun jika dilihat dari Januari-September 2021 dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Produksi tercatat turun 13,3% dari 55.792 ton jadi 48.373 ton dan penjualan turun 12,9% dari 56.554 ton jadi 49.263 ton.

Beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$516,79 juta hingga kuartal III-2021. Beban ini meningkat 6,3% dari catatan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$486,03 juta.

Aset INCO tercatat sebesar US$2,4 miliar pada sembilan bulan pertama 2021, meningkat dari posisi akhir 2020 sebesar US$2,31 miliar. Aset lancar tercatat sebesar US$807,39 juta dan aset tidak lancar sebesar US$1,59 miliar.

Liabilitas tercatat sebesar US$292,2 juta, turun dari posisi akhir 2020 yang sebesar US$294,27 juta. Ini terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$161,46 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$130,74 juta. Sementara itu, ekuitas tercatat sebesar US$2,11 miliar, meningkat dari posisi akhir 2020 yang sebesar US$2,02 miliar.