Meski Sukses Besar dan Viral, Lensa AI Kini Justru Banjir Kritikan! Masih Tertarik Menggunakannya?
- Inilah beberapa kritik dan kontroversi mengenai aplikasi edit foto Lensa AI. Masih tertarik menggunakannya?
Tekno
JAKARTA - Baru-baru ini media sosial seperti Instagram memang sedang ramai banyak orang yang mengunggah foto editan hasil aplikasi Lensa AI. Lensa AI merupakan sebuah aplikasi edit foto yang sudah tersedia di iPhone dan Android.
Melalui aplikasi ini, Anda bisa mengedit foto Anda untuk diubah menjadi avatar yang bergaya seperti karya seni. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga dimanfaatkan untuk retouch kulit dan membuat latar belakang menjadi buram. Bahkan, aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengedit video.
Kritikan Pengguna Terhadap Lensa AI
Sejak meroket ke puncak App Store dengan potret artistiknya yang membuatnya jadi sukses besar, aplikasi Lensa AI justru jadi banjir kritikan. Kesuksesan Lensa AI menimbulkan kekhawatiran mengenai cara sistem AI dan lainnya yang dapat melanggar privasi orang yang menggunakannya dan kepemilikan hak atas karya dari orang yang menciptakan karya seni yang seolah-olah digunakan oleh Lensa AI.
- India Start Presidensi G20 dengan Pertemuan Sherpa, Ini yang Dibahas
- Topping Off Premium Clubhouse, Bukit Podomoro Jakarta Kini Dilengkapi Fasilitas Hunian Eksklusif
- Kota Podomoro Tenjo Gelar Serah Terima Rumah Perdana Sekaligus Resmikan Clubhouse
Kekhawatiran tentang privasi sebetulnya telah membayangi banyak aplikasi pengeditan foto, terutama yang tampaknya menjadi populer dengan sangat cepat. Pada tahun 2019, misalnya, kekhawatiran serupa muncul ada aplikasi FaceApp, yang memungkinkan pengguna mengunggah foto dan membuatnya menjadi tua dan kemudian hal yang sama terjadi pada tahun 2020 dengan aplikasi lain bernama Reface yang memungkinkan orang menempatkan gambar mereka di atas GIF terkenal.
Gambar-gambar itu menjadi viral, tetapi begitu pula kekhawatiran tentang bagaimana perusahaan dapat menggunakan gambar yang diunggah, dan apakah itu aman.
Seperti yang dilansir dari laman The Independent, dalam kedua kasus tersebut, aplikasi berupaya meyakinkan pengguna bahwa gambar hanya disimpan agar aplikasi dapat berfungsi, dan bahwa gambar tersebut tidak akan disalahgunakan. Namun kekhawatiran muncul dari kata-kata serupa dalam syarat dan ketentuan mereka yang cukup umum tentang hak pengguna atas gambar yang mereka unggah. Lensa AI juga mengalami masalah yang sama, sebagai akibat dari kata-kata yang serupa, di mana terdapat ketentuan “all rights in and to your user content”, yang termasuk pilihan bahwa foto dari pengguna bisa digunakan untuk berbagai cara yang beda.
Alasan banyak aplikasi memasukkan ketentuan seperti itu sering kali karena menulisnya dalam istilah yang paling luas memungkinkan perusahaan menghindari risiko melampaui izin mereka. Tetapi itu juga berarti bahwa pengguna hanya memiliki sedikit cara untuk mengontrol penggunaan gambar mereka setelah diunggah, dan tidak ada jalan lain yang nyata jika mereka kecewa dengan apa yang terjadi pada mereka.
Selain itu, Lensa AI juga mendapatkan kritikan mengenai sistem Stable Diffusion mereka, di mana sistem tersebut tampak bias dan dilaporkan hanya bekerja paling baik saat menggunakan foto orang kulit putih. Tidak hanya itu, sistem ini juga menghadapi kritik karena dapat digunakan untuk membuat materi pornografi tanpa persetujuan dari orang yang mengunggah foto untuk diedit.
Kritik lain berfokus pada sistem AI semacam itu secara lebih umum daripada hanya dalam kasus aplikasi potret yang baru populer. Banyak sistem semacam itu yang dituduh mencuri gaya yang khas dan terkadang gambar sebenarnya dari artis, dan kemudian menggunakannya tanpa izin.
- Siapkan Kocek Lebih Tebal, Berikut Daftar Konser Musik di Indonesia pada 2023
- Rekomendasi Film Terbaru Tayang di Bioskop Desember 2022
- Menteri ESDM Rombak Jajaran SKK Migas, Dwi Soetjipto Kembali Jadi Kepala SKK Migas
Itu tadi beberapa kritik dan kontroversi mengenai aplikasi edit foto Lensa AI. Masih tertarik menggunakannya?