Ilustrasi suku bunga The Fed.
Obligasi

Meski Suku Bunga Bank Sentral Tinggi, SBN Tanah Air Masih Miliki Potensi

  • Harga SBN dengan tenor pendek diproyeksikan akan tetap fluktuatif dengan tingkat imbal hasil berkisar antara 6,2% hingga 6,35%. Kondisi ini memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk memanfaatkan fluktuasi tersebut untuk meraih profit.

Obligasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas Indonesia telah melakukan prediksi terhadap harga pasar Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor menengah-pendek, yakni antara 2 hingga 5 tahun, yang diperkirakan akan menguat dalam waktu dekat, bahkan di tengah tren suku bunga bank sentral yang masih tinggi.

Menurut Analis Fixed Income dari Mirae Asset Sekuritas, Karinska Bella Priyatno, saat ini kondisi pasar surat utang masih fluktuatif. 

Meskipun demikian, harga SBN dengan tenor pendek diproyeksikan akan tetap fluktuatif dengan tingkat imbal hasil berkisar antara 6,2% hingga 6,35%. Kondisi ini memberikan peluang bagi pelaku pasar untuk memanfaatkan fluktuasi tersebut untuk meraih profit.

Baca Juga: Simak! Cara Beli, Jatuh Tempo, dan Keuntungan Investasi ORI025 di Mandiri Sekuritas

Bella menjelaskan bahwa hingga akhir kuartal pertama tahun ini, pasar cenderung lebih fokus pada seri-seri SBN dengan tenor menengah dan pendek, terutama seri-seri seperti FR0101, FR0100, PBS030, PBS032, SPN, dan SPSN.

“Pasar lebih fokus pada seri tenor menengah dan pendek, terutama seri-seri FR0101, FR0100, PBS030, PBS032, SPN, dan SPSN,” kata Bella dalam acara buka bersama Mirae Asset Sekuritas, dikutip Kamis, 28 Maret 2024. 

Selain itu, Bella menyoroti bahwa pergerakan harga dan yield obligasi memiliki hubungan yang berlawanan, di mana kenaikan harga akan menurunkan yield, dan sebaliknya. 

Baca Juga: Mulai Ditawarkan Hari Ini, Hal-hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang ORI024

Yield menjadi faktor utama bagi investor dalam pasar surat utang, yang mencakup kupon, tenor, dan risiko dalam satu nilai.

Sejak awal tahun, Mirae Asset mencatat bahwa instrumen pendapatan tetap dengan tenor menengah-pendek tetap menjadi pilihan favorit bagi pelaku pasar. 

Hal ini karena tenor tersebut dapat memanfaatkan volatilitas pasar yang lebih sensitif dan fluktuatif dibandingkan dengan tenor yang lebih panjang.

Bella juga mencatat bahwa investor saat ini cenderung memilih instrumen obligasi dengan tenor pendek dan memanfaatkan jadwal jatuh tempo. 

Selain itu, fluktuasi pasar instrumen pendapatan tetap saat ini sangat dipengaruhi oleh data makroekonomi, terutama dari Amerika Serikat.

Meskipun demikian, kemungkinan penurunan suku bunga acuan baik secara global maupun domestik tetap menjadi isu utama dalam tahun ini. Meskipun inflasi nasional tetap terjaga pada tingkat 2,75% pada Februari 2024, hal ini tetap menjadi perhatian para pelaku pasar.

Mirae Asset juga mencatat bahwa meskipun suku bunga global relatif tinggi, hal itu tidak mengurangi daya tarik SBN. 

Baca Juga: Minat Masih Kecil, Kemenkeu Gencar Tawarkan SBN ke Gen Z

Imbal hasil riil SBN Indonesia dengan tenor 10 tahun masih cukup menarik karena berada dalam kisaran 3,9%. Hal ini membuat surat utang Indonesia tetap diminati oleh para investor.

Saat ini, selisih antara Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan Obligasi Pemerintah Amerika Serikat (US Treasury) dengan tenor yang sama sudah menyempit, mencapai 236 basis poin. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar cenderung berhati-hati terhadap obligasi dari Indonesia dibandingkan dengan obligasi dari negara-negara lain.

Bella juga menjelaskan bahwa tenor 10 tahun adalah salah satu tenor yang dijadikan acuan untuk pasar obligasi, bersama dengan tenor 5 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun.

Chief Economist Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, mengungkapkan bahwa keyakinan terhadap pasar obligasi tidak terlepas dari ketahanan ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat meski menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian.

"Tantangan ke depan adalah suku bunga yang masih tinggi dan adanya tren inflasi pangan,” tutur Rully dalam kesempatan yang sama. 

Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pasar obligasi Indonesia, terutama SBN dengan tenor menengah-pendek, akan mengalami penguatan dalam waktu dekat, didukung oleh faktor-faktor yang telah disebutkan. 

Para investor diharapkan dapat memanfaatkan situasi ini dengan bijaksana untuk meraih keuntungan yang optimal.