Industri

Meski Tengah Menguat, Kurs Rupiah Masih Minus 6,99 Persen di 2018

  • Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2017 atau year to date, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS minus 6,99%.

     

Industri
trenasia

trenasia

Author

JAKARTA. Nilai tukar rupiah versus dollar Amerika Serikat (AS) dalam tren penguatan selama sebulan terakhir. Namun jika dibandingkan dengan posisi rupiah di akhir tahun lalu, kurs rupiah masih minus cukup dalam.

Berdasarkan data dari Bloomberg, nilai tukar rupiah pada Selasa (27/11) pukul 10.07 WIB sebesar Rp 14.502 per dollar AS atau menguat 0,19 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya. Namun dibandingkan dengan akhir tahun 2017 atau year to date (YTD), nilai tukar rupiah minus 6,99 persen.

Sejak awal tahun hingga akhir Oktober 2018, nilai tukar rupiah cenderung melemah. USD/IDR pernah mencapai posisi terkuat pada 26 Januari 2018 senilai Rp 13.289 per dollar AS. Sedangkan posisi telemah rupiah tahun ini berada di Rp 15.238 per dollar AS pada 9 Oktober 2018.

Performa rupiah di akhir tahun ini tidak lepas dari posisi dollar AS yang tengah terdepresiasi. Bukan hanya terhadap rupiah, dollar AS juga melemah terhadap mata uang Asia lainnya.

Dari dalam negeri, penguatan nilai tukar rupiah juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,17 persen pada kuartal III secara year on year (yoy). Inflasi Indonesia pada Oktober 2018 mencapai 3,16 persen lebih baik dibandingkan Oktober 2017 yang sebesar 3,58 persen.

Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) juga cukup proaktif dengan menaikkan BI 7-days reverse repo rate menjadi 6% pada pertengahan bulan November ini. Sepanjang tahun ini, BI sudah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali dari posisi 4,25 persen pada bulan Januari 2018.

Kendati terus menguat, investor harus tetap waspada terhadap pergerakan kurs rupiah. Maklum, posisi dana asing yang tinggi di pasar obligasi dapat mengubah arah pergerakan rupiah sewaktu-waktu jika terjadi gejolak di pasar global.(Hidayat, SN)