<p>Emiten pertambangan batu bara milik konglomerat Sudwikatmono PT Indika Energy Tbk (INDY) saat RUPST 2018 / Foto: Dok. Indika Energy</p>
Industri

Meski Terpukul Pandemi, Indika Energy Terbaik dalam 2020 Global Fixed-Income Investor Relations

  • JAKARTA – Emiten pertambangan PT Indika Energy Tbk (INDY) meraih posisi pertama untuk sektor bahan dasar pada 2020 Global Fixed-Income Investor Relations rankings. Penghargaan tersebut diberikan masing-masing untuk dua kategori, yakni hingh yield dan best use of debt. Adapun penilaiannya sendiri dilakukan oleh Institutional Investor Research (IIR), berdasarkan survei pada 2020 yang melibatkan 1.114 investor […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Emiten pertambangan PT Indika Energy Tbk (INDY) meraih posisi pertama untuk sektor bahan dasar pada 2020 Global Fixed-Income Investor Relations rankings.

Penghargaan tersebut diberikan masing-masing untuk dua kategori, yakni hingh yield dan best use of debt.

Adapun penilaiannya sendiri dilakukan oleh Institutional Investor Research (IIR), berdasarkan survei pada 2020 yang melibatkan 1.114 investor obligasi dan kredit dari lebih 600 institusi.

“Pertimbangan dilakukan terhadap perusahaan penerbit surat utang global di sembilan sektor industri dalam beberapa aspek penting investasi kredit,” mengutip manajemen INDY dalam situs resminya, Senin, 1 Maret 2021.

Dalam survei tersebut, disebutkan ada sebanyak 932 perusahaan global yang masuk dalam nominasi. Terdapat lima aspek yang menjadi pertimbangan, yakni transparansi neraca saldo, komunikasi terkait perubahan dalam strategi perusahaan, dan kejelasan mengenai kalkulasi debt covenant. Kemudian dua lainnya, yaitu respons terhadap peringkat utang dan pelibatan pemegang surat obligasi.

Terpukul Pandemi

Kendati demikian, emiten ini pada laporan keuangan per semester I-2020 mesti menelan pil pahit lantaran mengalami rugi bersih mencapai US$21,91 juta atau setara Rp324,26 miliar (kurs Rp14.800 per dolar Amerika Serikat).

Hasil kerugian bersih ini berbanding terbalik dengan kinerja perseroan pada periode yang sama tahun lalu. Saat itu, perseroan masih bisa membukukan laba bersih sebesar US$12,66 juta atau Rp187,86 miliar.

Kerugian tersebut didapat lantaran pendapatan perseoran sepanjang enam bulan pertama 2020 ini juga tergerus 18,22% dari sebelumnya US$1,38 miliar menjadi hanya US$1,12 miliar.

Saat yang sama, beban pokok pendapatan Indika turun lebih lambat sebesar 16,68% secara tahunan (year-on-year/yoy). Indika mencatatkan beban pokok pendapatan pada semester I-2020 senilai US$954,6 juta dari sebelumnya US$1,14 miliar.

Hampir seluruh sumber pendapatan perseroan turut terkoreksi, mulai dari pendapatan kontrak dan jasa yang tergerus US$59,65 juta. Koreksi pendapatan terjadi dari US$382,66 juta pada semester I-2019, menjadi US$323,01 juta pada periode yang sama tahun ini.

Penjualan Batu Bara

Pun demikian dengan sumber pendapatan perseroan dari penjualan batu bara, baik dalam dan luar negeri. Total selama periode Januari-Juni 2020, perseroan hanya mampu membukukan penjualan batu bara sebesar US$795,53 juta. Angka ini turun 18,36% dibandingkan dengan perolehan semester I-2019 yang menyentuh US$974,42 juta.

Begitu pula dengan pendapatan perseroan dari sumber lain-lain, yang juga turut menyusut US$12,98 juta. Dari sebelumnya US$23,34 juta menjadi US10,35 juta pada semester I tahun ini.

Jika dilihat dari segi sektornya, pos pendapatan ini masih didominasi oleh sektor sumber daya energi dengan porsi 71,39%. Disusul oleh sektor jasa energi dengan komposisi 26,06%.

Di sisi lain, beban penjualan, umum, dan administrasi perseroan justru mengalami peningkatan dari US$71,64 juta menjadi US$76,69 juta. Lantaran beban ini, perseroan pun harus mencatatkan rugi sebelum pajak senilai US$10,82 juta.

Dengan demikian, rugi per saham dasar atau loss per share Indika Energy mencapai US$0,0043 per lembar. Posisi ini berbanding terbalik dengan posisi sebelumnya, di mana perseroan masih mampu menghasilkan laba per saham senilai US$0,0024.