<p>Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93% ke posisi Rp15.223 per dolar AS. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.</p>
Industri

Meski US$1,24 Miliar Modal Asing Keluar, Neraca Pembayaran Diprediksi Surplus

  • JAKARTA – Kendati aliran modal asing keluar (net outflows) sebesar US$1,24 miliar, Perry menyebut secara keseluruhan neraca pembayaran pada triwulan III tahun ini akan mengalami surplus. Hal ini dipengaruhi oleh perbaikan ekspor dan penyesuaian impor. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, prediksi tersebut didukung oleh potensi kenaikan surplus neraca perdagangan triwulan III 2020 yang relatif besar […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA Kendati aliran modal asing keluar (net outflows) sebesar US$1,24 miliar, Perry menyebut secara keseluruhan neraca pembayaran pada triwulan III tahun ini akan mengalami surplus. Hal ini dipengaruhi oleh perbaikan ekspor dan penyesuaian impor.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, prediksi tersebut didukung oleh potensi kenaikan surplus neraca perdagangan triwulan III 2020 yang relatif besar jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

“Pada Juli sampai Agustus 2020, neraca perdagangan mencatat surplus US$5,57 miliar,” kata Perry dalam konferensi daring, Selasa, 13 Oktober 2020.

Sementara itu, ia merinci per 9 Oktober 2020, aliran modal asing yang masuk (net inflows) sebesar US$0,33 miliar. Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir September 2020 tetap tinggi, yakni US$135,2 miliar.

Ke depan, ia pun memperkirakan defisit transaksi berjalan 2020 di bawah 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Defisit transaksi berjalan tahun 2020 tetap rendah sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal,” ungkapnya.

Kemudian, nilai tukar rupiah juga tetap terkendali. Penguatan rupiah pada Oktober 2020 didorong oleh kembalinya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. Investor, katanya, masih yakin terhadap prospek perekonomian domestik.

BI pun memandang penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang masih undervalued.

“Kami akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta bekerja dengan mempertimbangkan efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” ungkap Perry.