Tumpukan penumpang tujuan Bogor di Stasiun Manggarai akibat penghapusan rute commuter line Tanah Abang - Bogor sehingga penumpang transit sangat padat di stasiun tersebut, Minggu 29 Mei 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Transportasi dan Logistik

Metamorfosa KRL Dulu Hingga Kini

  • Padahal PT Kereta Api Indonesia telah bertranformasi dan terus membenahi pelayanan KRL dari masa ke masa. KRL juga telah menjelma sebagai transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek.

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA - Lagi-lagi masyarakat dihebohkan dengan wacana pemerintah untuk menerapkan tarif kereta rel listrik (KRL) berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) di 2025. Hal ini terungkap dalam Buku Nota Keuangan Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2025.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya buka suara dan menyatakan akan membuka diskusi publik untuk membahas penerapan tarif KRL Jabodetabek berbasis NIK.

"Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan memastikan belum akan ada penyesuaian tarif KRL Jabodetabek dalam waktu dekat. Dalam hal ini, skema penetapan tarif KRL Jabodetabek berbasis NIK belum akan segera diberlakukan," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal  dalam keterangan resmi pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Padahal PT Kereta Api Indonesia telah bertranformasi dan terus membenahi pelayanan KRL dari masa ke masa. KRL juga telah menjelma sebagai transportasi massal yang menjadi andalan warga di Jabodetabek.

Seperti apa tahap demi tahap perubahan yang terjadi dalam layanan KRL Jabodetabek?

Mulanya di tahun 1925 Kereta lokomotif listrik pertama buatan Belanda yang dikenal KA Bonbon mulai beroperasi di Jakarta pada 1926 sampai 1976. KA Bonbon merupakan cikal bakal munculnya KRL.

Lalu pada 1976, kereta lokomotif listrik digantikan KRL dari Jepang. Semakin ramai 1976 - 2006 untuk menaiki KRL para penumpang masih naik ke atas atap KRL ekonomi. Mereka berebut memanjat ke atap gerbong lewat jendela. Pedagang juga bebas berjualan di dalam gerbong kereta.

Bahkan di 1976 hingga 2013 kondisi peron di sejumlah stasiun yang masih dipenuhi pedagang. Para pedagang bebas berjualan, bahkan menggelar pasar tumpah di bantaran rel.

Kapan KRL Berbenah?

Pada 2009, pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta.

Pada 19 Mei 2009,  PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).

2011 KRL mulai menerapkan pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line. KRL commuter line wajib berhenti di setiap stasiun.

Pola operasi loop line mulai diterapkan di Desember 20211. Pada pola ini terdapat penyederhanaan rute KRL dan mulai diterapkannya sistem transit. Dengan diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.

2013, layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring hilangnya KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.

Ragam cara yang diterapkan PT KCJ mengusir para penumpang yang berada di atap antara lain menuangkan oli di atap kereta, memasang kawat berduri di atas peron, menyemperotkan cat warna, memasang palang pintu koboi, memasang bola besi penghalang, memanggil pemuka agama dan memutarkan rekaman dakwah, serta menghadirkan penegak hukum untuk mendenda yang masih nakal.

PT KCJ menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.

Januari 2016 PT KCJ menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.