Metropolitan Land Raup Pendapatan Rp1,11 Triliun di 2020
Korporasi

Metropolitan Land Raup Pendapatan Rp1,11 Triliun di 2020

  • Perusahaan properti PT Metropolitan Land (Metland) Tbk (MTLA) berhasil meraup pendapatan sebesar Rp1,11 triliun di 2020. Meski begitu, angka ini turun 20,88% dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,4 triliun.

Korporasi

Reza Pahlevi

JAKARTA – Perusahaan properti PT Metropolitan Land (Metland) Tbk (MTLA) meraup pendapatan sebesar Rp1,11 triliun di 2020. Angka ini turun 20,88% dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,4 triliun.

Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu, 7 April 2021, beban pokok pendapatan dan beban langung ikut turun 14,37% menjadi Rp524,9 miliar dari sebelumnya Rp613,04 miliar. Laba kotor pun turun 25,92% menjadi Rp585,74 miliar dari sebelumnya Rp790,72 miliar.

Adapun, laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 44,08% menjadi Rp272,3 miliar dari sebelumnya Rp486,97 miliar.

Arus kas dan setara kas akhir tahun MTLA juga terjun 32,54% menjadi Rp490,8 miliar dari sebelumnya Rp727,63 miliar.

Menurut Metland, turunnya arus kas akhir tahun ini karena adanya pembayaran atas utang bank dan pembayaran beban operasional oleh perusahaan dan anak perusahaan.

Adapun, arus kas bersih MTLA yang diperoleh dari aktivitas operasi anjlok 66,98% menjadi Rp145,63 miliar dari sebelumnya Rp441,04 miliar. Terjadi penurunan 57,83% menjadi Rp218,24 miliar dari sebelumnya Rp517,55 miliar di pos kas dihasilkan dari operasi.

Di tahun 2020, MTLA juga menggunakan arus kas bersih sebesar Rp340,46 miliar untuk aktivitas pendanaan. Di tahun sebelumnya, MTLA justru mendapat arus kas bersih dari aktivitas pendanaan sebesar Rp244,69 miliar.

Sementara itu, arus kas bersih MTLA yang digunakan untuk investasi juga turun 85,84% menjadi Rp41,99 miliar dari sebelumnya Rp296,57 miliar.

Jumlah aset MTLA tercatat sebesar Rp5,93 triliun, turun tipis dari sebelumnya yang mencapai Rp6,1 triliun. Rinciannya, aset lancar tercatat sebesar Rp3,23 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp2,7 triliun.(RCS)