Tekno

MiG-31, Pesawat Tua Rusia Ini Benar-Benar Merepotkan Ukraina

  • Sebelum perang di Ukraina, Rusia tidak memiliki unit MiG-31 Foxhound yang ditempatkan secara permanen di dekat perbatasan Ukraina.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

KYIV- Sebelum perang di Ukraina, Rusia tidak memiliki unit MiG-31 Foxhound yang ditempatkan secara permanen di dekat perbatasan Ukraina. Ini tidak mengherankan mengingat pesawat dengan peran khusus seperti itu memang tidak dipelukan di teater semacam itu. Seperti diketahui MiG-31 dibangun dengan misi untuk melakukan intersepesi jarak jauh.

Tetapi situasinya sekarang berubah dengan dramatis. Dan MiG-31 memainkan peran penting dalam konflik di Ukraina. Pesawat-pesawat ini sekarang dikerahkan di dua pangkalan yang lebih dekat ke Ukraina untuk mengambil bagian dalam pertempuran.

Mereka terbukti memenuhi peran penting berdasarkan jarak ekstrem di mana mereka dapat menghadapi ancaman udara. Mereka bergabung dengan pesawat tempur multiperan Su-35S Flanker.

MiG-31 awal  yang dikenal NATO sebagai Foxhound-A dikembangkan selama Perang Dingin dan dimaksudkan untuk melindungi objek-objek strategis penting di Uni Soviet dari serangan rudal jelajah yang diluncurkan oleh bomber dan kapal selam. 

Tentu saja skenario musuh yang membuat dia lahir adalah Amerika Serikat. Dan untuk menghadapi serangan dari Amerika jet tempur harus melewati bentangan luas di utara Rusia. Wilayah dengan jaringan lapangan terbang yang sangat jarang. Ini menjadikan  MiG-31 harus memiliki jangkauan yang jauh. Itulah kenapa Foxhound adalah pesawat besar. Berat  maksimumnya adalah 46 ton. Kebutuhan akan respon cepat terhadap ancaman rudal menghasilkan persyaratan untuk kecepatan maksimum 2,8 Mach. Atau atau Mach 2,35 untuk penerbangan jelajah.

Agar dapat melawan beberapa target yang terbang tinggi dan sangat rendah, secara bersamaan, MiG-31 menerima radar pasif RP-31 Zaslon. Foxhound adalah pesawat tempur pertama di dunia yang menggunakan teknologi semacam ini. 

Rudal udara-ke-udara kelas berat Vympel R-33 dengan jangkauan 68 mil, dan turunan R-33S dengan hulu ledak nuklir dikembangkan khusus untuk MiG-31. Empat rudal tersebut dibawa berpasangan di bawah badan pesawat.

Mulai tahun 2008, Rusia mengupgrade pencegat yang masih ada ke standar MiG-31BM Foxhound-C. Pesawat ini memiliki radar Zaslon-AM dengan jangkauan pencarian yang diklaim 149 mil terhadap target ukuran pesawat tempur. Ini dua kali lebih panjang dari Zaslon asli. 

Persenjataan MiG-31BM dilengkapi dengan empat rudal udara-ke-udara kelas berat R-37M dengan jangkauan 124 mil. Jet yang ditingkatkan juga dapat membawa empat rudal jarak menengah R-77-1 atau empat rudal tempur jarak dekat R-73. Rudal ini menggantikan R-40 dan R-60M yang sudah usang.

Rudal udara-ke-udara Vympel R-37M ditembakkan untuk pertama kalinya oleh MiG-31 pada tahun 2011. Dan segera setelah itu memasuki produksi skala penuh.

Rudal R-37M, dengan berat 1.124 pon  dan terbang ke target pada lintasan tinggi. Dia dikendalikan oleh sistem navigasi inersia dengan koreksi radio di tengah jalan, serta menggunakan pencari radar aktif X dan Ku-band ganda untuk serangan fase terminalnya.

Angkatan Udara dan Angkatan Laut Rusia mengoperasikan antara 110 dan 120 pencegat MiG-31.   Selain peran utamanya sebagai interceptor Rusia juga menggunakan pesawat serang strategis MiG-31 Kinzhal. Pesawat-pesawat ini yang menggunakan rudal balistik hipersonik dan telah digunakan terhadap sasaran Ukraina..

Untuk pencegat Foxhounds tantangan terbesar mereka ketika mencoba untuk menghancurkan target udara pada jarak yang sangat jauh adalah mengidentifikasi mereka dengan benar dan kemudian menunjukkannya ke rudal. 

Sama sulitnya pada jarak 120 mil atau lebih menentukan pesawat mana yang terlihat di layar radar adalah teman dan musuh. Itu terutama terjadi jika situasinya dinamis dan jika penerbangan rudal menuju target membutuhkan waktu beberapa menit.

Untuk MiG-31 yang ditempatkan di utara Rusia, di atas Kutub Utara, di atas Siberia, atau Pasifik, lingkungan taktis masa perang itu sederhana. Segala sesuatu yang terbang di depannya adalah musuh.

Situasi di Ukraina sama sederhananya bagi Rusia. Segala sesuatu yang terbang jauh di dalam Ukraina adalah pesawat militer Ukraina. Pesawat Rusia tidak menjelajah sejauh itu. Dan lalu lintas udara sipil di atas Ukraina telah dihentikan sejak Februari. 

Sekarang MiG-31BM yang dipersenjatai rudal R-37M mengancam sebagian besar wilayah tenggara Ukraina.

Sebagaimana dilaporkan War Zone Jumat 11 November 2022, beberapa bulan lalu Rusia mengerahkan empat pencegat MiG-31BM di Pangkalan Udara Belbek di Krimea.  

Pada beberapa kesempatan, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan penembakan jatuh pesawat Ukraina oleh MiG-31. Pada 7 Juli 2022 misalnya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan sebuah MiG-31BM menembak jatuh pesawat serang darat Su-25 Frogfoot Ukraina di atas wilayah Mykolayiv. Pada 27 Oktober 2022, dalam sebuah video yang ditampilkan  Zvezda TV, seorang pilot MiG-31BM, mengatakan dia menembak jatuh Su-24 Ukraina.  

Namun pada 1 Oktober 2022  saat lepas landas dari Belbek, sebuah MiG-31BM meninggalkan landasan pacu, jatuh, dan terbakar. Pilot tewas sementara petugas sistem navigasi dans enjata berhasil melontarkan diri.

Rudal R-37M

Berbeda dengan rudal R-33 dan R-33S yang hanya didedikasikan untuk MiG-31 dan tidak digunakan oleh pesawat lain, R-37M baru adalah rudal universal yang juga terintegrasi dengan Su-30SM, Su-35S , dan Su-57 Felon. Integrasi dengan MiG-35S Fulcrum dilaporkan sedang berlangsung. 

Pada 1 November, Zvezda TV menayangkan video lain dari Belbek di mana pilot menjelaskan bagaimana dia menembak jatuh sebuah pesawat Ukraina dengan rudal jarak jauh. Sekali sekali lagi jenis rudal tidak disebutkan. Kali ini di latar belakang, ada pesawat tempur Su-35S yang dipersenjatai dengan dua rudal R-37M yang di antara mesin, dua rudal R-77-1 di bawah intake udara, dua R-73 di bawah sayap, dan satu rudal anti-radiasi Kh-31PM di bawah sayap.

Menurut laporan baru-baru ini dari think tank Royal United Services Institute (RUSI), MiG-31BM dan Su-35S biasanya menyediakan cakupan delapan zona yang ditetapkan di atas area operasional. Dengan sepasang jet tempur yang dialokasikan untuk masing-masing zona. 

Namun tanpa tanker pengisian bahan bakar udara tersedia di teater, jet ini terbatas untuk melakukan patroli udara sekitar dua jam. Postur yang membutuhkan sekitar 96 sorti per hari. 

Namun demikian, RUSI mencatat bahwa  patroli ini telah terbukti sangat efektif terhadap pesawat serang dan pesawat tempur Ukraina. Dengan rudal udara-ke-udara jarak jauh MiG-31BM dan R-37M menjadi masalah besar.

Laporan tersebut menambahkan bahwa angkatan udara Rusia menembakkan hingga enam R-37M per hari selama bulan Oktober. Dan menghindari rudal ini terbukti sangat sulit, karena  kecepatan senjata yang sangat tinggi, jangkauan efektif yang sangat panjang, dan pencari yang dirancang untuk menyerang target ketinggian rendah.

Dengan rudal R-37M yang mereka miliki, MiG-31BM dan Su-35S Rusia sekarang dapat menembaki pesawat Ukraina dari jarak yang sangat jauh. Tanpa memasuki area di mana pertahanan anti-pesawat Ukraina beroperasi.

Untuk mengatasi ancaman tersebut, Ukraina sangat membutuhkan sistem anti-pesawat jarak jauh. Namun, SAM jarak jauh yang tersedia untuk Ukraina adalah sistem S-300P rancangan Soviet yang digunakan pada awal perang. 

Sejak itu proses atrisi yang stabil telah mengurangi jumlah senjata semacam itu, dan kemungkinan akan tetap menjadi target prioritas tinggi untuk aset penekan pertahanan Rusia.

S-300P yang ada saat ini juga tidak mampu memberikan pertahanan udara jarak jauh. Menggunakan rudal 5V55R, sistem milik Ukraina ini hanya memiliki jangkauan maksimum 56 mil. Sementara sebuah S-300PMU yang disediakan oleh Slovakia di awal perang agak lebih mumpuni.

Sementara itu, S-300V1 menawarkan mobilitas lintas negara yang lebih baik dan kemampuan rudal anti-balistik. Rudal ini dapat menembakkan rudal 9M83 dengan jangkauan maksimum sekitar 47 mil. Sedangkan rudal 9M82 dapat menyerang target hingga 62 mil. Versi SA-12A dari S-300V1 hanya dimiliki Ukraina dalam jumlah terbatas dan sistem yang tersisa kemungkinan diprioritaskan untuk pertahanan terhadap serangan rudal balistik.

Ukraina memang telah berhasil membuat negara-negara sekutunya untuk mengirim paying udara yang lebih baik. Namun senjata yang dipasok atau dijanjikan sejauh ini terutama dioptimalkan untuk pertahanan titik seperti IRIS-T SLM, MIM-23 HAWK, NASAMS, Aspide, dan Crotale NG. Atau sistem pertahanan udara jarak pendek.

Secanggih apapun sistem pertahanan udara tersebut, mereka tidak akan mampu membendung MiG-31 dan Su-35 yang bisa menyerang dari jarak jauh dengan rudalnya. Untuk melawan mereka Ukraina membutuhkan sistem pertahanan udara sekelas Patriot.

Bahkan jika Ukraina pada akhirnya mendapatkan sistem semacam itu, jumlahnya yang terbatas pasti akan diprioritaskan untuk mengendalikan area wilayah udara tertentu untuk mempertahankan target prioritas seperti infrastruktur kritis dan pusat populasi.

Semua mengatakan tidak ada cara mudah bagi Ukraina untuk mengatasi ancaman pencegat Rusia seperti MiG-31BM. Pada akhirnya harapan terbaiknya mungkin terletak pada menyerang lapangan udara tempat mereka beroperasi. Sesuatu yang tampaknya telah dilakukan dengan di Krimea. Sejumlah tanda-tanda bahwa pangkalan udara yang lebih dalam di Rusia juga berpotensi menjadi sasaran.

Yang jelas usia tua tidak menjadikan MiG-31 rapuh. Rubah Perang Dingin ini masih sangat berbahaya bagi dan sulit dilawan.