Tekno

Mikroba Kuno Terkunci Dalam Es, Bisa Timbulkan Pandemi Baru Jika Sampai Mencair

  • Berdasarkan sejumlah bukti, beberapa bakteri yang baru ditemukan bisa sangat berbahaya bagi manusia dan organisme lain
Tekno
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

TIBET- Sejumlah ilmuwan menemukan 900 jenis mikroba kuno yang belum pernah dilihat sebelumnya. 

Mikroba tersebut hidup di dalam gletser yang terdapat di dataran tinggi Tibet. Berdasarkan analisis genom yang dilakukan oleh tim ekspedisi Chinese Academy of Sciences, mikroba tersebut memiliki potensi untuk menimbulkan pandemi baru.

Terutama jika es yang selama ini menjadi penjara bagi mereka mencair. Adapun mikroba yang ditemukan sebagian besar merupakan jenis bakteri. 

Namun ditemukan juga jenis lainnya seperti ganggang, Archea, dan Jamur. Dari 968 jenis mikroba yang ditemukan, 98% nya merupakan jenis baru dalam catatan sains.

Para peneliti beranggapan bahwa tingkat keragaman mikroba ini tidak terduga karena tantangan yang terkait dengan hidup di dalam gletser.

"Meskipun kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu rendah, tingkat radiasi matahari yang tinggi, siklus pembekuan-pencairan berkala dan pembatasan nutrisi, permukaan gletser mendukung beragam kehidupan," tulis para penulis penelitian seperti dikutip dari LiveScience Kamis, 7 Juli 2022.

Tidak diketahui secara pasti berapa usia mikroba kuno ini, Namun berdasarkan pengalaman, sebuah mikroba kuno yang terkurung dalam es bisa dihidupkan kembali setelah 10.000 tahun.  

Bukan Kali pertama

Penemuan mikroba yang terkurung di dalam bongkahan es Tibet bukanlah pertama kalinya. Pada Januari 2020 lalu, sekelompok tim ekspedisi menemukan 33 virus kuno yang hidup di dalam es. Dari 33 virus, 28 diantaranya merupakan jenis baru.

Celakanya, meski mencatat sejarah baru dalam ilmu pengetahuan, mencairnya Es lantaran pemanasan global meningkatkan potensi mikroba berbahaya menyebar luas dan membahayakan kehidupan.

“Mikroba patogen yang terperangkap dalam es dapat menyebabkan epidemi lokal dan bahkan pandemi jika mereka dilepaskan ke lingkungan,” tulis para penulis seperti dikutip TrenAsia.com.

Berdasarkan sejumlah bukti, beberapa bakteri yang baru ditemukan bisa sangat berbahaya bagi manusia dan organisme lain. Tim mengidentifikasi ada kisaran 27.000 faktor virulensi potensial yakni  molekul yang membantu bakteri menyerang dan menjajah inang potensial dalam katalog TG2G.

Para peneliti memperingatkan bahwa sekitar 47% dari faktor virulensi ini belum pernah terlihat sebelumnya. Sehingga tidak ada cara untuk mengetahui seberapa berbahaya bakteri tersebut.