Milenial dan Gen-Z Masih Anggap Emas Sebagai Investasi Paling Aman untuk Jangka Panjang
- Dalam survei tersebut, terungkap bahwa lebih dari separuh responden yang berasal dari generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan gen-z (kelahiran 1997-2012) berfokus pada pertumbuhan tabungan atau investasi dalam menghadapi tantangan ekonomi yang berlangsung sejak pandemi COVID-19 dengan persentase masing-masing sebanyak 59% dan 57% responden.
Gaya Hidup
JAKARTA – Hasil survei PT Visa Worldwide Indonesia yang dilakukan melalui platform YouGov mengemukakan bahwa generasi milenial dan gen-z masih menganggap emas sebagai insrumen investasi yang paling aman untuk kebutuhan jangka panjang.
Dalam survei tersebut, terungkap bahwa lebih dari separuh responden yang berasal dari generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan gen-z (kelahiran 1997-2012) berfokus pada pertumbuhan tabungan atau investasi dalam menghadapi tantangan ekonomi yang berlangsung sejak pandemi COVID-19 dengan persentase masing-masing sebanyak 59% dan 57% responden.
57% responden dari dua generasi tersebut menganggap emas sebagai instrumen investasi yang paling aman untuk jangka panjang, diikuti oleh saham (38%), reksa dana (34%), dan aset kripto atau non-fungible token/NFT (30%). Kemudian, 39% dari generasi milenial mengemukakan bahwa berencana untuk berinvestasi di bidang properti pada tahun 2022.
- GMV e-Commerce Indonesia Tahun 2022 Diprediksi Bisa Mencapai Rp840 Triliun
- Belum Ajukan Perpanjangan Kontrak Tambang, Vale Indonesia Kejar Proyek Investasi Senilai Rp140 Triliun
- Sering Tercantum di Paket Belanja Online, Ini yang Dapat Dilakukan Hacker dari Nomor HP
Selain mengungkapkan soal generasi milenial dan gen-z yang lebih melek akan dunia investasi dalam menghadapi gejolak ekonomi, survei Visa juga menunjukkan bagaimana tren pembayaran digital di antara kedua kalangan tersebut meningkat pesat akibat pandemi.
Hampir 70% responden mengakui bahwa mereka semakin sering menggunakan metode pembayaran digital sejak pandemi COVID-19 merebak, dan 26% responden juga mengatakan bahwa mereka kerap kali menggunakan kartu kredit dan fitur buy now pay later (BNPL).
Terkait dengan kartu kredit, survei yang dilakukan Visa bisa dibilang cukup selaras dengan data Bank Indonesia (BI) yang menunjukkan pertumbuhan jumlah transaksi kredit sebesar 34,35% secara tahunan pada Juni 2022 dengan volume transaksi yang hampir menyentuh 28 juta kali.
- Pertamina Angkat Bicara Terkait Pertalite yang Dinilai Lebih Boros
- Punya Follower Instagram 300 Juta, Lionel Messi Sekali Posting Dapat Rp39,85 Miliar
- Ekonom LAB45: BI Masih Punya Ruang Naikkan Suku Bunga hingga Akhir Tahun
Presiden Direktur Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan bahwa pandemi telah mempercepat adopsi gaya hidup digital.
Semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan e-commerce dan metode pembayaran digital dengan alasan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih baik dalam pengalaman berbelanja.
“Kami melihat peningkatan minat dan adopsi pembayaran digital sebagai peluang besar untuk semakin mendorong inklusi keuangan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital," kata Riko dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 29 September 2022.