Aktifitas pelayanan perbankan di salah satu cabang BSI kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Perbankan

Milenial Semakin Tertarik Investasi Logam Mulia, Bisnis Emas BSI Tumbuh 37,42 Persen

  • Emas menjadi salah satu segmen bisnis ritel yang akan terus dikembangkan oleh perseroan sebagai upaya literasi investasi keuangan syariah, terutama untuk generasi muda. Diharapkan hal ini juga dapat mengurangi dampak negatif dari maraknya pinjaman online dan judi online di kalangan anak muda.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Kesadaran generasi milenial terhadap instrumen investasi semakin meningkat. Setelah berbondong-bondong terjun ke pasar saham saat pandemi COVID-19 dua tahun lalu, kini milenial mulai melirik investasi emas. Tren investasi emas di kalangan milenial saat ini sedang naik daun.

Hal ini juga tercermin di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS). Sebagai bank syariah, BSI menawarkan produk emas dalam tiga kategori, yaitu cicil emas, gadai emas, dan tabungan emas. 

"Kami bangga dan sebenarnya terkejut bahwa kini milenial mulai tertarik pada investasi emas," ungkap Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna melalui pengumuman yang diterima TrenAsia, Senin, 22 Juli 2024.

Selain itu, BSI aktif mengenalkan investasi emas kepada anak muda. Emas mudah dimiliki, likuid, dan dianggap sebagai safe haven, selain tren harganya yang terus naik. 

Total nasabah cicil emas dari kalangan milenial saat ini mencapai 82 ribu atau sekitar 33% dari total nasabah pembiayaan cicil emas. Angka ini meningkat 38% year-on-year (yoy).

Anton mengatakan, minat terhadap investasi emas ini sebagian besar dipicu oleh edukasi investasi yang dilakukan oleh para influencer. Begitu juga dengan tim Gold Business BSI yang giat memberikan edukasi dan literasi tentang manfaat investasi emas bagi kaum milenial.

Untuk menarik minat milenial, BSI menawarkan cicilan emas mulai dari 5 gram dengan jangka waktu lima tahun, yang hanya memerlukan sekitar Rp7.000 per hari. 

"Ini lebih murah daripada secangkir kopi," ujar Anton.

Anton menambahkan bahwa emas menjadi salah satu segmen bisnis ritel yang akan terus dikembangkan oleh perseroan sebagai upaya literasi investasi keuangan syariah, terutama untuk generasi muda. Diharapkan hal ini juga dapat mengurangi dampak negatif dari maraknya pinjaman online dan judi online di kalangan anak muda.

"Nanti jika anak muda membutuhkan dana mendesak, mereka bisa memanfaatkan layanan gadai emas di Bank Syariah Indonesia," tambah Anton.

Dikatakan oleh Anton, untuk kemudahan akses layanan emas BSI, saat ini perseroan memiliki beberapa produk emas online melalui aplikasi BSI Mobile. 

Produk-produk ini termasuk reservasi gadai emas, perpanjangan dan top up gadai emas, serta pembiayaan cicil emas yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.

Melihat tren kenaikan harga emas, Anton juga mengungkapkan bahwa bisnis emas BSI mengalami peningkatan yang signifikan. Pada Mei 2024, bisnis emas BSI mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh 37,42% yoy. 

Pertumbuhan bisnis emas di BSI sebagian besar didorong oleh investasi emas dalam bentuk pembiayaan cicil emas BSI, yang tumbuh 89,88% yoy.

"Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan minat masyarakat terhadap emas sebagai instrumen investasi masih sangat tinggi. Emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati karena sifatnya yang safe-haven dan kemampuannya melindungi nilai aset dari inflasi," tutupnya.