Mimpi Indonesia Menjadi Negara Berpendapatan Tinggi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia bertekad menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country.
Industri
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia bertekad menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country.
Saat pertemuan virtual Economic, Trade, and Investment Ministers’ Meeting (ETIMM), Menko mengatakan pemerintah telah melaksanakan reformasi struktural melalui Undang-Undang Cipta Kerja dengan tujuan menyederhanakan perizinan berusaha, mendirikan lembaga pengelola investasi untuk iklim investasi yang lebih baik, serta menetapkan daftar prioritas investasi.
“Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja diharapkan dapat mendorong pelaku usaha Australia untuk lebih optimal dalam memanfaatkan IA-CEPA, AANZ-FTA, dan Regional Comprehensive Economic Partnership,” katanya dilansir Antara, Selasa, 6 Juli 2021.
- Gandeng Visa Indonesia, MNC Bank Luncurkan MotionVisa
- Pencarian Properti Online Meningkat 36,8 Persen Secara Tahunan, Lamudi Luncurkan #CariSekarang
- Kinerja Turun Akibat Pandemi, Kapitalisasi Pasar Modal Syariah Tembus Rp3.372 Triliun
Pada pertemuan bilateral tersebut Indonesia Australia sepakat untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam rangka pemulihan ekonomi bersama, serta optimalisasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
IA-CEPA Economic Cooperation Program (ECP) KATALIS diharapkan dapat mewujudkan konsep Economic Powerhouse IA-CEPA melalui kolaborasi kekuatan ekonomi untuk mendorong produktivitas produk industri dan pertanian, dan berkontribusi lebih besar pada global value chains untuk memasok kebutuhan global.
“Pemerintah Indonesia optimistis IA-CEPA dapat membawa Indonesia dan Australia untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan, memperkuat peran kedua negara dalam perubahan nilai global dan meraih masa depan yang lebih baik,” tutur Menko Airlangga.
Kedua negara juga menegaskan kembali komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berdasar pada prinsip-prinsip yang telah disepakati dalam World Trade Organization (WTO) dan mendukung reformasi yang sejalan dengan kepentingan seluruh anggota WTO.
Indonesia diproyeksikan menjadi manufacturing powerhouse (pusat pengolahan) dengan kemudahan akses berbagai bahan baku dan penolong murah serta berkualitas dari Australia.
Indonesia Australia juga sepakat dan mengakui peran penting investasi infrastruktur yang berkualitas dalam mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif sebagai prioritas dalam G20. Kolaborasi juga perlu diperkuat pada isu-isu penting bagi masa depan ekonomi kawasan, di antaranya perubahan iklim, pengurangan emisi, investasi, dan teknologi.
Selain juga mengakui pentingnya nilai dialog berkelanjutan antara kedua mitra strategis dalam mewujudkan Kawasan Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, dan sejahtera. Untuk itu, keduanya berkomitmen pertemuan Indonesia-Australia ETIMM digelar setiap tahun sejalan dengan komitmen dalam Joint Statement Indonesia-Australia ALM tahun 2020.
“Sebagai dua negara yang memiliki ikatan sejarah yang dalam dan berbagi ikatan lingkungan yang unik, saya percaya bahwa Indonesia dan Australia dapat tumbuh bersama dengan memanfaatkan kekuatan satu sama lain,” katanya.
Australia merupakan negara maju yang menjadi salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia dengan penduduk lebih dari 26,1 juta jiwa (2021) dengan rata-rata real GDP growth 2,44% per tahun selama 5 tahun terakhir (2015-2019).
Sampai dengan triwulan pertama 2021, Australia telah mencatatkan investasi sebesar US$59,5 juta dengan jumlah 321 proyek investasi yang meliputi berbagai sektor seperti pertambangan, industri logam dasar, barang logam, tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hotel dan restoran.
Turut hadir sebagai Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut di antaranya Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Deputi Bidang Kerja sama Penanaman Modal, dan Duta Besar RI di Canberra.
Sedangkan Pemerintah Australia diwakili oleh Australian Treasurer Josh Frydenberg, Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan, dan Duta Besar (Designate) Australia di Jakarta Penny Williams. (SKO)