Kemenkeu tawarkan SBN
Finansial

Minat Masih Kecil, Kemenkeu Gencar Tawarkan SBN ke Gen Z

  • Kementerian Keuangan (Kemenkeu) gencar tawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ke Generasi Z. Hal ini menindaklanjuti minat Gen Z yang masih kecil untuk membeli SBN yaitu 2,1% untuk ORI023 T-3 dan 2,6% untuk ORI023 T-6 dari total 58.395 investor.

Finansial

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) gencar tawarkan Surat Berharga Negara (SBN) ke Generasi Z. Hal ini menindaklanjuti minat Gen Z yang masih kecil untuk membeli SBN yaitu 2,1% untuk ORI023 T-3 dan 2,6% untuk ORI023 T-6 dari total 58.395 investor.

Angka ini jauh di bawah dominasi pembelian SBN oleh generasi milenial yaitu generasi kelahiran tahun 1980-2000 yang masing-masing mencapai 41,2% dan 48,2%. 

Langkah yang dilakukan Kemenkeu salah satunya yaitu menjalin kerja sama dengan 70 perguruan tinggi baik negeri dan swasta di Tanah Air salah satunya Universitas Warmadewa Denpasar, Bali. Di Universitas tersebut, Kemenkeu gelar acara InTalks berisi edukasi dan sosialisasi di antaranya riset terkait pembiayaan dan risiko keuangan negara. 

Dalam kesempatan tersebut Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan bahwa dengan menjadi investor surat berharga negara (SBN), Gen Z bisa berpartisipasi membangun negara. 

“Ini bisa membantu negara, pendapatannya bagus, pajaknya kecil dan aman,” paparnya. 

Menjawab kebutuhan Generasi Z yang ingin semuanya serba praktis, Deni menambahkan bahwa saat ini masyarakat atau calon investor individu bisa mengakses SBN melalui layanan digital diantaranya melalui aplikasi oleh mitra distribusi perbankan. 

Kemenkeu juga mengiming-imingi imbal hasil yang lebih tinggi yaitu berkisar 6-7%. Jauh di atas bunga tabungan di bawah sebesar 1% dan deposito hingga 4%. 

Ia berharap bunga yang kompetitif tersebut dapat menarik banyak investor dalam negeri untuk berpartisipasi, sehingga bunga akan dinikmati oleh warga negara indonesia. 

Pasalnya, lanjut dia pemerintah mengalokasikan sekitar Rp400 triliun per tahun di APBN untuk pembayaran bunga SBN. 

“Semakin banyak investasi di SBN Ritel, maka dapat manfaat. Kami juga bisa makin mandiri di dalam pembiayaan pembangunan karena kami tidak utang ke asing tapi dalam negeri sendiri,” katanya. 

Untuk diketahui, berdasarkan data DJPPR Kemenkeu RI, pemerintah menetapkan hasil penjualan obligasi negara ritel seri ORI023 T-3 dan ORI023 T-6 pada 24 Juli 2023 mencapai Rp28,9 triliun yang digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN 2023.