Nasional

Minggu Mengerikan untuk Ukraina

  • Mundur, serangan rudal, dan kecelakaan helikopter menjadi titik terendah dari minggu ke-47 perang yang mengerikan bagi Ukraina
Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

Kyiv-Mundur, serangan rudal, dan kecelakaan helikopter menjadi titik terendah dari minggu ke-47 perang yang mengerikan bagi Ukraina.

Ukraina kembali mendapat pukulan berat dengan sebuah kecelakaan helicopter helikopter Airbus H225M milik layanan darurat negara Ukraina (SES) jatuh pada Rabu 17 Januari 2023. Seluruh penumpang meninggal termasuk Menteri Dalam Negeri Ukraina  Denys Monastyrsky. 

Helikopter jatuh di dekat taman kanak-kanak di kota Brovary, pinggiran ibu kota Kyiv yang mengalami kerusakan parah dan mengakibatkan sejumlah anak meninggal. Sedikitnya 14 orang kehilangan nyawa dalam kecelakaan tersebut dengan puluhan lagi mengalami luka-luka.

Selain Monastyrsky, Wakil Pertama Menteri Dalam Negeri Yevhen Yenin, dan Sekretaris Negara Yurii Lubkovich juga meninggal. Tiga pejabat Kementerian Dalam Negeri lainnya dan tiga anggota awak berada di dalamnya ketika helikopter itu jatuh.

Monastyrsky adalah pejabat Ukraina berpangkat tertinggi yang meninggal karena alasan apa pun sejak Rusia meluncurkan invasi besar-besaran pada Februari 2022.

Presiden Volodymir Zelenskyy telah memerintahkan unit layanan khusus atau SBU Ukraina untuk melakukan penyelidikan atas kecelakaan itu.  Dalam sebuah pernyataan dia mengatakan pihaknya sedang menjajaki berbagai skenario. Ini termasuk kesalahan pilot, kegagalan teknis helikopter dan tindakan yang disengaja untuk menghancurkan pesawat.

Helikopter yang jatuh ang relatif baru.  Helikopter tersebut baru diterima Ukraina dari Airbus Helicopters pada 2020. Pejabat Prancis dikutip Reuters menekankan helicopter tersebut bukan bagian dari paket bantuan militer untuk Ukraina setelah invasi Rusia tahun lalu.

Kecelakaan ini menjadi pukulan baru yang dialami Ukraina minggu ini. Sebelumnya mereka harus mundur dari pusat Soledar setelah pada 12 Januari, pasukan Rusia mengambil kendali kota di Donetsk tersebut. Namun Ukraina menegaskan pertempuran di kota tersebut belum berakhir. 

Dua hari kemudian, Rusia melepaskan sekitar 50 rudal ke kota-kota Ukraina. Salah satunya meratakan gedung apartemen di kota Dnipro yang menewaskan lebih dari 40 orang. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan dalam perang. Ukraina menyalahkan Rusia, tetapi Kremlin membantah bertanggung jawab.

Meskipun kurang dilaporkan, pertempuran juga berkecamuk untuk kota Kreminna yang diduduki Rusia  di Luhansk. Ukraina disebut masih dalam posisi untuk melakukan serangan balik.

Sedangkan Moskow kini fokus untuk mengepung pusat logistik Bakhmut dengan mengancam jalur pasokan yang berjalan di barat daya Soledar. Pertempuran untuk Bakhmut telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan akan semakin intensif.

Pertempuran Bakhmut adalah kunci rencana masa depan kedua belah pihak di Donbas. Jika Rusia berhasil menduduki kota itu, mereka akan mencoba merebut kembali sebagian wilayah yang hilang sejak September

Jika Ukraina berhasil mempertahankan kota, mereka dapat meminta lebih banyak dukungan barat untuk serangan balik musim semi mereka. Saat ini, tentara Ukraina tampaknya tidak memiliki cadangan atau peralatan untuk bisa masuk lebih dalam ke Donbas.

Ukraina mengatakan akan melakukan serangan musim semi di seluruh front pada bulan Maret, dan berharap untuk mendorong pasukan Rusia keluar tahun ini.

Namun minggu ke-47 juga menjadi sebuah titik balik perang. Perkembangan di Ukraina telah meningkatkan tekad negara-negara Eropa untuk membantu senjat ke Kyiv. Salah satunya dengan mulai mengalirnya kendaraan lapis baja berat termasuk main battle tank. Inggris telah membuka jalan dengan akan mengirimkan 14  tank tempur utama Challenger 2 dalam beberapa minggu mendatang. Selain itu London juga akan mentrafnser 30 howitzer AS90. 

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan paket kekuatan tempur yang dikirim menjadi paling signifikan hingga saat ini.  Selain Inggris sejumlah negara Eropa seperti Polandia dan Finlandia juga telah menyatakan siap untuk mengirim Leopard 2. Tetapi mereka masih menunggu izin resmi dari Jerman untuk bisa mentransfer tank tersebut.