Masjid Sheikh Zayed Solo.
Nasional

Miris, Gaji Pekerja di Masjid Sheikh Zayed Solo Tak Capai UMK

  • Sejumlah pekerja di Masjid Sheikh Zayed Solo mengeluhkan gaji mereka yang tidak sesuai upah minimum kota (UMK). Pembayaran gaji mereka juga kerap tersendat.
Nasional
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

SOLO—Sejumlah pekerja di Masjid Sheikh Zayed Solo mengeluhkan gaji mereka yang tidak sesuai upah minimum kota (UMK). Pembayaran gaji mereka juga kerap tersendat sejak masjid megah itu dibuka untuk umum Februari 2023. Tak hanya itu, sejumlah pekerja dengan risiko tinggi juga belum dilengkapi BPJS Ketenagakerjaan. 

Informasi yang dihimpun TrenAsia, para pekerja tak mendapatkan informasi mengenai gaji yang transparan dan memadai selama ini. Seorang sumber menyebutkan mayoritas pekerja mendapatkan penghasilan di bawah UMK mulai dari Rp900.000 hingga Rp1,8 juta per bulan. Sebagai informasi, UMK Kota Solo sebesar Rp2,174 juta.

Mereka tak mengetahui dasar gaji yang variatif tersebut, termasuk sistem penggajian di Masjid Sheikh Zayed. Waktu penggajian juga kerap molor. Para pekerja sudah berupaya menanyakan hal tersebut pada pihak ketiga yang mempekerjakan mereka. Namun jawaban yang diterima tak memuaskan. 

“Mestinya kami semua mendapatkan gaji sesuai UMK, tapi kok ternyata berbeda-beda. Bahkan ada yang hanya menerima Rp900.000,” ujar sumber tersebut. 

Selain itu, pekerja menyoroti kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang belum optimal. Hingga kini mereka belum terdaftar BPJS Ketenagakerjaan, termasuk para pekerja dengan risiko besar yang harus bekerja di ketinggian. 

Sumber lain membeberkan piranti keselamatan yang disediakan tidak memenuhi standar. “Ini berbahaya kalau ada kejadian fatal,” keluhnya. 

Problem lain yang dirasakan pekerja yakni ultimatum pemecatan apabila enggan masuk saat libur Lebaran. Pekerja juga tidak mendapatkan upah tambahan meski bekerja di hari raya. “Dianggap keluar jika menolak masuk,” ujar sumber. Hingga kini pengelola Masjid Sheikh Zayed belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut. 

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Solo, Hidayat Maskur, mengaku sudah mengetahui problem pekerja di Masjid Sheikh Zayed beberapa waktu lalu. Namun pihaknya tak bisa mencampuri lebih jauh karena rekrutmen pekerja langsung dikelola Uni Emirat Arab (UEA). Diketahui, Masjid Sheikh Zayed merupakan hibah dari negara tersebut. “Jadi bukan kami yang melakukan rekrutmen,” ujarnya saat dikonfirmasi. 

Pihaknya menyebut keterlambatan gaji lebih karena pengelola masjid memiliki sistem tersendiri. Namun Kemenag Solo memastikan problem tersebut segera mendapat solusi. Kemenag berencana mempertemukan pihak terkait pada awal pekan depan. “Insya Allah akan teratasi,’ ujar Hidayat.