Cerobong asap Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Energi

Misi PLN Transisi Energi, Kolaborasi dengan Blue Bird hingga Produksi Hidrogen Hijau

  • PLN dan Blue Bird kerja sama menyediakan layanan transportasi dinas berbasis elektrifikasi. Sebelumnya, PLN juga meresmikan pabrik untuk produksi hidrogen hijau.
Energi
Alvin Pasza Bagaskara

Alvin Pasza Bagaskara

Author

JAKARTA - PT PLN (Persero) telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Blue Bird Tbk (BIRD) untuk menyediakan layanan transportasi dinas berbasis elektrifikasi di seluruh lingkungan PLN Grup di Indonesia.

Beberapa waktu lalu, PLN telah meresmikan Green Hidrogen Plant (GHP) untuk memproduksi energi hijau. Hal itu disambut baik oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kini tengah menggodok regulasi khusus terkait hidrogen menjadi bahan bakar alternatif.

Direktur Legal dan Manajemen Sumber Daya Manusia PLN, Yusuf Didi Setiartom, menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kerja sama ini merupakan langkah strategis PLN untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan emisi karbon pada penggunaan kendaraan dinas. 

Yusuf menambahkan, untuk jangka panjang, kerja sama antara PLN dengan sebuah emiten taksi yang identik warna biru itu juga merupakan komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini selaras dengan komitmen pemerintah terkait Net Zero Emission 2060. 

"Kerja sama dengan Blue Bird dilakukan untuk meningkatkan efektivitas bisnis, khususnya dalam penyediaan transportasi online untuk kebutuhan kedinasan di lingkungan PLN Grup," kata Yusuf dalam siaran pers, pada Kamis, 23 November 2023. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, menyatakan kesiapannya untuk mendukung produktivitas karyawan PLN melalui mobilitas menggunakan Standar Nyaman Indonesia melalui layanan Bluebird Corporate Solutions.

Ia menjelaskan bahwa kerja sama antara PLN dan Blue Bird ini dirancang untuk menyediakan layanan transportasi guna mendukung operasional kedinasan PLN Group. Upaya ini akan diwujudkan melalui pengembangan dan integrasi pada aplikasi E-Transport.

Dalam framework kerja sama ini, kedua perusahaan akan mengintegrasikan aplikasi layanan transportasi internal PLN dengan aplikasi transportasi online Blue Bird. Selain itu, di masa mendatang, PLN dan Blue Bird juga memiliki rencana untuk terus berkolaborasi dalam menyediakan transportasi menggunakan kendaraan listrik untuk kebutuhan kedinasan.

Kembangkan Energi Hijau

Sebelumnya, pemerintah menyampaikan apresiasinya kepada PLN sebagai pelopor dalam pengembangan hidrogen dan terus mendorong perkembangan bahan bakar alternatif ini. Apresiasi tersebut datang usai diresmikannya 21 GHP yang dimiliki oleh PLN di seluruh Indonesia pada Senin, 20 November 2023, di kawasan PLTGU Tanjung Priok, Jakarta.

Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengatakan, pemerintah siap dan terus mendukung langkah PLN menjadi pionir untuk mengolah hidrogen hijau menjadi energi alternatif untuk bahan bakar. 

“Terkait dengan regulasi untuk hidrogen, sudah dicantumkan. Meskipun sudah sangat spesifik, namun belum ada pengaturan yang khusus, tetapi dengan apa yang sudah dilakukan PLN, kemudian BRIN, kita juga akan merumuskan lebih lanjut terkait hidrogen ini,” ungkap Feby dalam siaran pers. 

Perang Penting Energi Hijau

Menurutnya, meskipun bisnis hidrogen hijau untuk kebutuhan energi sudah eksis, penggunaannya sebagai bahan bakar memerlukan pengaturan dari Pemerintah. Pada masa yang akan datang, mereka berencana untuk menyusun regulasi khusus yang mengatur penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar.

“Karena di dalam RUU energi baru dan terbarukan kita juga sudah memasukkan hidrogen menjadi salah satu energi baru, jadi dalam waktu dekat kita bisa merumuskan regulasi ataupun peraturan pemerintah khusus tentang bisnis hidrogen sebagai bahan bakar,” tuturnya.

Sementara itu, Periset Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eniya Listiani Dewi mengapresiasi komitmen nyata dan kecepatan PLN dalam membangun ekosistem hidrogen hijau. 

Saat ini, kata dia, PLN telah menciptakan alternatif energy dalam bentuk green hydrogen yang termurah di antara negara lain. Menurut dia, perlu ada akselerasi dalam peningkatan infrastruktur yang membutuhkan dukungan multi stakeholder dan negara global.

“Kita harus mendukung gerak cepatnya PLN untuk membuktikan ekosistemnya, dan kita berfikir untuk bisa menghadirkan transportasi umum. Kami meyakini hidrogen sebagai bahan bakar alternatif bisa diterapkan di Indonesia, karena kami sudah melakukan penelitiannya lebih dari 20 tahun,” tegas Eniya.

Total Produksi Energi Hijau

Selaras, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo meyakini Indonesia bisa mengambil peran penting dalam pengembangan Hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif. Saat ini PLN telah membuat 21 GHP di seluruh unit pembangkitan PLN Group. 21 GHP ini akan mampu memproduksi Green Hydrogen sebesar hampir 200 ton per tahun.

“Dari produksi hidrogen hijau yang kami kembangkan, per tahun kami bisa memproduksi 124 ton hidrogen hijau yang bisa digunakan untuk bahan bakar kendaraan,” tegas Darmawan.

Darmawan menjelaskan, dengan rata-rata konsumsi hidrogen kendaraan sebesar 0,8 kg per 100 kilometer, produksi 124 ton hidrogen hijau dapat mencukupi kebutuhan 424 mobil setiap tahun yang masing-masing beroperasi dengan jarak 100 kilometer setiap harinya. 

Angka tersebut memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon sebanyak 3,72 juta kg CO2 dan mengurangi impor bahan bakar minyak sebanyak 1,55 juta liter per tahun, sehingga dapat menggantikan energi impor dengan sumber energi dalam negeri.

Darmawan melanjutkan, nantinya pihaknya juga akan mengembangkan Hydrogen Refueling Station untuk mendukung ekosistem kendaraan hidrogen yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi emisi karbon secara masif. “Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi PLN bersama Pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, karya inovasi untuk menjawab transisi energi,” pungkas Darmawan.