bre-x tambang.jpg
Nasional

Misteri Tambang Busang Kalimantan (II): Penipuan Terbongkar dan Kematian De Guzman

  • Sampel kembaran tersebut dikirim ke dua laboratorium berbeda, namun hasilnya sama. Tidak ada jejak emas yang ditemukan.
Nasional
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Pada awal tahun 1997, presiden Indonesia saat itu, Soeharto, memutuskan  perusahaan kecil seperti Bre-X Minerals tidak lagi dapat memiliki situs tersebut serta mendapatkan keuntungan darinya. 

Pengelolaan harus dilakukan bersama pemerintah Indonesia dan dibantu perusahaan pertambangan yang lebih besar dan berpengalaman. Jadi, kesepakatan dicapai dengan perusahaan Amerika, Freeport-McMoRan.

Sebelum setuju untuk menanggung semua risiko finansial yang terkait dengan penambangan logam mulia, Freeport-McMoRan perlu melakukan pemeriksaan sendiri. Ahli geologinya dikirim untuk mengebor lubang kembar atau dikenal dengan twinning di deposit Busang. 

Twinning adalah cara untuk mengecek ulang keberadaan emas dengan melakukan pengeboran di dekat tempat ditemukannya dan mengambil sampel batuan. Ini adalah praktik standar dalam penambangan, namun sejauh ini belum dilakukan oleh Bre-X Minerals.

Sampel kembaran tersebut dikirim ke dua laboratorium berbeda, namun hasilnya sama. Tidak ada jejak emas yang ditemukan. Walsh dan Felderhof diberitahu tentang data baru tersebut oleh Freeport-McMoRan. 

Mereka menginstruksikan de Guzman, yang sedang menghadiri konvensi di Toronto, kembali ke Busang menemui tim Freeport-McMoRan untuk memberikan penjelasan. De Guzman melakukan perjalanan dari Kanada melalui Singapura, di mana dia menghabiskan waktu bersama istrinya Genie. Pasangan ini memiliki seorang putra dan putri.

Michael de Guzman/Jin de Guzman

Jam-Jam Terakhir Guzman

Jam-jam terakhirnya telah disusun oleh jurnalis Kanada lainnya, Jennifer Wells. Dia mengatakan de Guzman menghabiskan malam terakhirnya di Balikpapan,  sekitar 161 km selatan tambang Busang. Dia saat itu bersama karyawan Bre-X Minerals, Rudy Vega.

Vega adalah bagian dari tim eksplorasi perusahaan Filipina dan dijadwalkan melakukan perjalanan bersama de Guzman untuk menghadapi Freeport-McMoRan. Menurut keterangan yang kemudian diberikan Vega kepada polisi Indonesia, mereka berdua pergi ke bar karaoke. Setelah kembali ke kamar hotelnya, de Guzman berusaha bunuh diri. 

Keesokan paginya, de Guzman dan Vega melakukan perjalanan dengan helikopter ke Samarinda, kota lain yang lebih dekat dengan Busang. De Guzman kemudian kembali menaiki helikopter untuk pergi ke tambang. Vega tidak bergabung dengannya.

Dua pria bersama de Guzman dalam penerbangan itu. Seorang teknisi pemeliharaan dan seorang pilot. Namun pilotnya adalah pilot TNI AU, bukan  pilot biasa yang melakukan perjalanan ke tambang Busang. Perhentian di Samarinda juga aneh. Biasanya de Guzman terbang langsung dari Balikpapan ke Busang.

Setelah memberikan pernyataan awal saat itu, pilot jarang berbicara tentang perjalanan tersebut. Tetapi, kata Wilton, dia membantah terlibat dalam apa yang terjadi pada de Guzman dan bersikukuh dia tidak melihat apa yang terjadi.

Pada pukul 10.30 waktu setempat tanggal 19 Maret 1997, de Guzman meninggal dunia. Catatan bunuh diri tulisan tangan ditemukan di helikopter. Empat hari kemudian, sesosok mayat ditemukan di hutan luas. 

Enam minggu setelah kematian de Guzman, impian emas Busang berakhir dan membuat investor putus asa. Valuasi Bre-X Minerals sebesar C$6 miliar telah berkurang menjadi nol. Angka-angka inilah yang menjadikan kasus Busang menjadi penipuan emas terbesar dalam sejarah

Sebuah laporan independen mengonfirmasi bahwa tidak ada emas sama sekali di lokasi Busang. Sampel batuan yang berasal dari tahun 1995 hingga 1997 dianalisis dan ditemukan telah dirusak melalui proses yang disebut penggaraman. 

Fragmen emas dari sumber lain telah ditaburkan di antara sampel batuan melalui alat pengocok garam untuk memalsukan hasil. Tetapi semua masih meninggalkan tanda tanya. Terutama tentang kematian Guzman yang dinilai sejumlah pihak banyak kejanggalan. Bahkan ada informasi sosok ini sebenarnya masih hidup. (Bersambung)