Menara telekomunikasi alias BTS milik PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel), anak usaha BUMN Telkom / Mitratel.co.id
Korporasi

Mitratel jadi Anak Usaha BUMN dengan Dana IPO Paling Jumbo Selama Dua Dekade

  • Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel menjadi anak usaha pelat merah dengan penggalangan dana melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) paling jumbo selama dua dekade terakhir.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk alias Mitratel menjadi anak usaha pelat merah dengan penggalangan dana melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) paling jumbo selama dua dekade terakhir.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menilai bahwa aksi korporasi ini merupakan langkah yang tepat bagi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk menata portofolio bisnis, terutama pada sektor infrastruktur komunikasi. Di mana, emiten berkode saham ini menjadi induk usaha Mitratel.

"IPO dari Mitratel merupakan IPO terbesar anak perusahaan BUMN dalam dua dekade terakhir. Tak hanya itu, apresiasi juga saya berikan kepada Mitratel yang telah menjadi perusahaan tower telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan kepememilikan lebih dari 28.000 tower," tuturnya melalui paparan publik virtual, Selasa, 26 Oktober 2021.

Menurutnya, Mitratel dapat semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan menara terbaik melalui langkah IPO dengan terus mendukung operator telekomunikasi pelat merah dan swasta. Hal ini guna meningkatkan daya saing BUMN.

Tiko, sapaan akrabnya, turut berharap kepada Mitratel agar dapat menarik investor dari dalam dan luar negeri melalui kemitraan strategis serta dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan raksasa teknologi pada sektor telekomunikasi.

"Sehingga Mitratel dapat menghasilkan value yang optimal bagi bangsa dan seluruh pemangku kepentingan," tambahnya lagi. .

Mengutip prospektusnya, Mitratel akan menawarkan sebanyak-banyaknya 25,54 miliar saham atau setara 29,85% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nilai nominal Rp228 per lembar.

Adapun harga pelaksanaan yang ditawarkan kepada masyarakat berkisar Rp775 – Rp 975 per lembar. Dengan begitu, Mitratel berpotensi meraup dana mencapai Rp19,79 triliun – Rp24,90 triliun melalui aksi korporasi tersebut.

Jika Mitratel berhasil meraih dana IPO maksimal Rp24,9 triliun tersebut, maka perseroan akan mencatat rekor baru di pasar modal Indonesia. Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) berhasil meraup dana IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp21,9 triliun.