Menara Mitratel (MTEL)
Korporasi

Mitratel (MTEL) Hadapi Kuartal IV-2024 dengan Sentimen Positif, Target Saham Rp1.000

  • Menjelang akhir tahun, PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) atau Mitratel memperoleh sentimen positif dari faktor internal dan eksternal yang diperkirakan akan mendongkrak kinerja kuartal IV-2024.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Menjelang akhir tahun, PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) atau Mitratel memperoleh sentimen positif dari faktor internal dan eksternal yang diperkirakan akan mendongkrak kinerja kuartal IV-2024. 

Datang dari internal, emiten yang bergerak persewaan menara telekomunikasi ini baru saja memperkuat posisi bisnisnya melalui akuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), yang memiliki jaringan fiber optik sepanjang 8.101 kilometer.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Kafi Ananta, dalam risetnya menyebutkan bahwa aksi korporasi ini dapat menjadi katalis positif, dengan estimasi pendapatan tambahan sebesar Rp10 miliar per bulan.

“Mitratel akan langsung memperoleh tambahan pendapatan pada kuartal IV-2024 setelah akuisisi ini selesai. Pendanaan untuk akuisisi ini bersumber dari pinjaman yang telah diperoleh perseroan pada kuartal III-2024,” tulisnya dikutip pada Kamis, 12 Desember 2024. 

 Selain meningkatkan pendapatan, akuisisi UMT juga akan memperbesar porsi segmen penyewaan fiber optik Mitratel, yang diperkirakan mencapai 5,4% dari total pendapatan. Bisnis fiber optik ini juga diproyeksikan memiliki potensi pertumbuhan yang pesat ke depan.

Sementara itu, dari sisi eksternal, Mitratel diprediksi akan melanjutkan pertumbuhan kinerjanya, dengan proyeksi kinerja kuartal IV-2024 yang lebih pesat dibandingkan tiga kuartal sebelumnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan belanja modal dari sebagian besar operator telekomunikasi.

Hingga kuartal III-2024, Mitratel mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar Rp6,81 triliun dan Rp1,53 triliun. Capaian laba tersebut mencapai sekitar 73,7% dari estimasi BRI Danareksa Sekuritas untuk tahun ini. 

Berdasarkan kondisi tersebut, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp1.000, yang mencerminkan estimasi EV/EBITDA 2025 sebesar 12,5 kali.

Saat ini, saham MTEL diperdagangkan dengan EV/EBITDA sebesar 8,7 kali. Dengan harga saat ini, potensi keuntungan saham MTEL diperkirakan mencapai 47% atau hampir 50%. “Kami juga mengantisipasi potensi peningkatan pendapatan MTEL jika mengakuisisi aset fiber FTTT milik Telkom. MTEL adalah pilihan utama kami di sektor ini,” ujar Niko.

Sebagai informasi, Mitratel telah menandatangani akta jual beli saham (share purchase agreement) untuk akuisisi 100% saham PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT), yang memiliki jaringan fiber optik sepanjang 8.101 km. Akuisisi ini dilakukan dari PT PP Infrastruktur, anak usaha PT PP Tbk (PTPP), dengan nilai transaksi sebesar Rp650 miliar.

Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menjelaskan bahwa akuisisi ini memiliki nilai strategis dalam memperkuat ekosistem bisnis menara telekomunikasi dan meningkatkan pangsa pasar Mitratel dalam bisnis Fiber To The Tower (FTTT). 

Aksi ini juga diharapkan dapat berdampak langsung pada pendapatan perseroan, karena fiber optik yang diakuisisi sudah beroperasi dan memiliki kontrak jangka panjang. 

“Aset fiber yang kami akuisisi tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali. Ini sejalan dengan arah ekspansi industri telekomunikasi untuk menyongsong era teknologi 5G dan menargetkan daerah-daerah dengan pertumbuhan ekonomi baru,” jelas Teddy, sapaan akrabnya.

Dengan tambahan 8.101 km fiber dari UMT, jaringan fiber optik Mitratel kini mencapai lebih dari 47.800 km, dengan 56% aset fiber berada di luar Pulau Jawa, sementara 44% sisanya berada di Pulau Jawa.