PT PLN (Persero) memastikan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik siap digunakan selama masa mudik Lebaran 1445 H.
Transportasi dan Logistik

Mobil Listrik Belum Menggoyang Pasar Otomotif Indonesia

  • Masuknya kendaraan listrik dengan harga yang sangat tinggi membuat segmentasi pembeli mobil listrik hanya di medium up

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA - Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai, keberadaan kendaraan roda empat listrik  belum signifikan menggoyangkan pasar otomotif di Indonesia.

Bebin menjelaskan, mobil konvensional atau berbahan bakar fosil masih dalam kondisi lebih diminati karena kemudahan aksesnya dan ekosistem pasar yang telah berkembang.

"Untuk mobil listrik nampak belum bisa menggoyangkan pasar otomotif konvensional yang berbahan dasar fosil. Cuma saya lihat ketertarikan ke listrik ada karena barang baru,"katanya kepada TrenAsia.com Jumat 21 Juni 2024.

Kata Bebin tipikal masyarakat Indonesia memang tertarik pada sesuatu barang yang baru tak terkecuali mobil listrik. Namun sayangnya masuknya kendaraan listrik dengan harga yang sangat tinggi membuat segmentasi pembeli mobil listrik hanya di medium up.

Sehingga volume kendaraan listrik tidak besar seperti konvesional. Bebin menyoroti di awal tahun 2024 baru bermunculan merek mobil listrik keluaran China yang dibanderol dengan harga terjangkau.

"Meski ada merek China, tetapi kan barangnya belum sampai ke pembeli. Ini yang disebut belum bisa mengganggu pasar mobil berbahan dasar fosil," lanjutnya

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia mencapai 1.971 unit pada Mei 2024.

Volume penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) ini naik 7,8% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang sebanyak 1.828 unit. Volume penjualan mobil listrik Mei 2024 juga naik 26,3% dibandingkan dengan periode tahun lalu pada Mei 2023 (year-on-year/yoy).

Beda Kebijakan Pajak AS, China dan Indonesia

Menurut Bebin sebenarnya pemerintah ingin mendorong percepatan perpindahan kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik. Sehingga dengan masuknya merek Cina ke Indonesia menjadi salah satu cara yang dilakukan.

Menurutnya merk keluaran Amerika hingga Eropa tidak akan banyak membantu transisi Indonesia kendaraan listrik. Hal ini dikarenakan segmentasi harga yang medium up, sedangkan Indonesia sendiri masuk kategori medium low.

Indonesia masih dalam tahap menginginkan teknologi yang baik harga yang terjangkau sehingga masuk segmentasi medium low, tentunya ini menghabiskan banyak bahan bakar energi fosil.

"Sayangnya tidak bisa dicampur adukkan kebijakan AS di Indonesia pasalnya Amerika khawatir produk China masuk akan mengganggu industri mereka,"ujarnya