<p>Mobil buatan Vietnam, VinFast. / Twitter @VinFastOfficial</p>
Industri

Mobil Nasional Vietnam VinFast Jajal Ekspor ke AS, Apa Kabar Esemka?

  • HANOI – Mobil nasional Vitenam VinFast segera memproduksi masal mobil listrik pada 2021 dengan target pasar ekspor ke Amerika Serikat. Perusahaan Konglomerasi Vietnam Vingroup JSC sebagai induk usaha VinFast, akan menggunakan komponen baterai yang diproduksi oleh LG Chem dari Korea Selatan. “Kami perkirakan rilis resmi model perdana saat Los Angeles Auto Show pada November 2020, […]

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

HANOI – Mobil nasional Vitenam VinFast segera memproduksi masal mobil listrik pada 2021 dengan target pasar ekspor ke Amerika Serikat.

Perusahaan Konglomerasi Vietnam Vingroup JSC sebagai induk usaha VinFast, akan menggunakan komponen baterai yang diproduksi oleh LG Chem dari Korea Selatan.

“Kami perkirakan rilis resmi model perdana saat Los Angeles Auto Show pada November 2020, tes program peluncuran pada Januari 2021, dan produksi masal mobil pada Juli 2021,” kata manajemen VinFast, dilansir Reuters, 14 Juni 2020.

Pabrikan otomotif VinFast ini mendistribusikan mobil perdana pada 17 Juni 2019. Pada kuartal I-2020, VinFast mampu menjual 5.124 unit mobil dan menjadi urutan kelima secara domestik setelah Mitsubishi, Toyota, Mazda, dan Ford.

Manajemen VinFast memastikan telah mengantongi pesanan mobil lebih dari 10.000 unit. Model kendaraan yang dijual VinFast antara lain sedan dan sport utility vehicle (SUV), juga skuter listrik dan bus. Bahan bakar utama mobil yang diproduksi adalah bensin dan listrik.

Bintang sepak bola David Beckham bahkan didaulat mempromosikan mobil VinFast saat gelaran Paris Motor Show 2018. Saat itu, VinFast meluncurkan dua mobil pertamanya, sedan LUX A2.0 premium dan SUV LUX SA2.0 yang diproduksi mulai September 2019.

Dua mobil bikinan VinFast bahkan telah mendapatkan rating lima bintang dalam uji tabrak New Car Assessment Program for Southeast Asian Countries (ASEAN NCAP) 2019. Poinnya mencapai 46,45 untuk kategori perlindungan penumpang dewasa berkat enam airbag yang dipasang sebagai standar di seluruh varian.

Baru-baru ini, VinFast mengumumkan pembukaan pusat penelitian dan pengembangan (litbang) di Melbourne Australia. Pembukaan Litbang ini menjadi langkah awal VinFast untuk menuju pasar global yang bakal fokus mengembangkan mobil bensin dan listrik.

Tidak hanya itu, Vingroup sebagai perusahaan swasta terbesar di Vietnam tersebut juga tengah mengajukan permohonan lisensi untuk meluncurkan maskapai penerbangan. Maskapai yang akan bernama Vinpearl Air ini sudah mendaftarkan aplikasi di Departemen Perencanaan dan Investasi Vietnam di Hanoi.

Mereka dikabarkan merogoh kocek US$202,56 juta untuk enam armada pesawat. Targetnya, jumlah armada bakal bertambah hingga 36 unit pesawat pada 2025.

Sebagai informasi, Vingroup merupakan perusahaan swasta raksasa Vietnam yang menggarap bisnis ritel dan properti. Grup yang juga berencana merilis produk smartphone ini memiliki kapitalisasi pasar sekitar US$16 miliar setara Rp224 triliun.

Presiden Jokowi didampingi Menperin melakukan tes drive mobil Esemka, usai peresmian pabrik perusahaan itu di Kabupaten Boyolali, Jateng, Jumat, 6 September 2019. / Setneg.go.id

Nasib Mobil Esemka

Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada 6 September 2019. Saat bersamaan, Esemka juga meluncurkan mobil pikap Bima 1,2L dan 1,3L.

Esemka juga telah mengumumkan akan memproduksi massal mobil tersebut dengan harga Rp95 juta off the road, dan kisaran on the road Rp105 juta. Sedangkan ntuk mobil jenis SUV Garuda 1, Esemka dengan kisaran harga Rp209 juta.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah menggunakan mobil pikap Esemka tipe Bima 1.3 sebanyak 10 unit. Mobil tersebut akan digunakan untuk operasional yang dibeli pada 15 Oktober 2019.

TNI Angkatan Udara juga telah memesan 35 unit mobil Esemka Bima 1.300 cc untuk kendaraan dinas pada September 2019. Rencananya, Esemka akan memproduksi 3.500 unit mobil berkekuatan 1.300 cc dengan kapasitas produksi total 12.000 unit per tahun.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli Ardika baru-baru ini mengatakan Esemka juga terkena dampak pandemi COVID-19. Esemka telah mengurangi jumlah produksi untuk menanggulangi dampak pandemi ini.

Perusahaan yang sahamnya 100% tanpa campur tangan pemerintah ini memiliki nilai investasi Rp600 miliar. Esemka memang memiliki sejarah berliku dan panjang. Sejarah mobil Esemka berawal pada 2007 silam.

Kala itu Esemka digagas oleh Sukiyat, seorang pemilik bengkel ‘Kiat Motor’ asal Klaten, Jawa Tengah. Pria ini membantu anak-anak jurusan otomotif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membuat mobil dengan tujuan utama untuk menstransfer ilmu. Setidaknya ada sembilan unit prototipe mobil yang dibuat Sukiyat bersama anak-anak didikannya dengan nama Kiat Esemka.

Tiga tahun kemudian nama Esemka makin melambung ketika Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo. Wali Kota fenomenal itu menjadikan Esemka Rajawali sebagai kendaraan dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo. Permintaan Esemka meroket kala itu, namun pemasarannya belum bisa masif.

Mobil Esemka kembali mencuat pada 2015 lalu setelah Mantan Kepala Badan Intelijen (BIN) Hendropriyono mengambil peran dalam upaya pengembangan Esemka.

Melalui perusahaan miliknya, yaitu PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), Hendropriyono merangkul PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) dan membentuk entitas bisnis baru bernama PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (PT ACEH) pada tahun 2015. Hal tersebut terjadi setelah kunjungan Jokowi ke Malaysia, terkait kerja sama dengan mobil Proton.

Hendropriyono pun mengatakan mobil nasional Esemka akan meluncur pada 2018 meski kemudian masih simpang siur. Mobil Esemka malah lebih sering dibawa-bawa ke ranah politik hinga akhirnya resmi meluncur tahun lalu. (SKO)