Perdana Menteri India Narendra Modi
Dunia

Modi Manfaatkan Sukses KTT G20 untuk Raih Periode Ketiga

  • Menurut survei “Mood of the Nation”, 47% mengatakan presidensi India di G20 akan meningkatkan posisi global negara ini dan 73% mengatakan hal ini akan menjadi isu kampanye dalam pemilihan tahun 2024.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - KTT G20 akhir pekan lalu merupakan momen besar bagi India di panggung dunia. Inida memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam isu-isu global dan memberikan peluang kepada Perdana Menteri Narendra Modi untuk memperlihatkan identitasnya sebagai negarawan global.

Meskipun beberapa analis mengatakan pertemuan tersebut belum menghasilkan banyak hasil konkret, Partai Bharatiya Janata (BJP) sekarang sedang memanfaatkan citra yang lebih baik dari Modi menjelang serangkaian pemilihan negara bagian dan pemilihan nasional yang dijadwalkan hingga Mei 2024.

Menjelang KTT, wajah Modi terpampang di berbagai hoarding G20 di seluruh negeri. Selama pertemuan akhir pekan lalu, saluran televisi lokal memberikan liputan penuh tentang Modi bersama pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Pujian yang dilimpahkan padanya atas keberhasilan pertemuan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Rabu 13 Sepember 2023, Partai BJP membanjiri platform media sosialnya dengan pesan pujian dari pemimpin dunia. Deklarasi KTT membahas perbedaan-perbedaan utama dan hanya memiliki sedikit terobosan di bidang-bidang kritis seperti utang dan perubahan iklim.

Namun bagi seorang pemimpin populis, soal utang dan perubahan iklim adalah seluk-beluk diplomatik yang tidak terlalu penting dalam politik dalam negeri, demikian kata analis. Misi India yang berhasil bulan lalu untuk mendaratkan pesawat ruang angkasa di bulan adalah faktor lain yang memberi kesan baik pada citra negara itu dan Modi.

Partai oposisi telah mengkritik Modi karena mengubah G20 menjadi kampanye pemilihan. Mereka menuduhnya mempromosikan dialog dan perdamaian di panggung internasional sementara pemerintahan nasionalis Hindu mendiskriminasi minoritas agama dan membatalkan perbedaan pendapat. Tuduhan itu dibantah pemerintah.

Namun, analis mengatakan posisi politik Modi sangat kuat sehingga ada sedikit risiko dari strategi tersebut mengalami kegagalan. “Pesan yang telah tersampaikan adalah bahwa India benar-benar muncul sangat kuat di dunia,” kata Sanjay Kumar, ahli pemilu di Centre for the Study of Developing Societies di New Delhi.

“Dan itu hanya karena Modi. Narasinya adalah kebanggaan nasional rata-rata warga India telah meningkat,” ujarnya. Modi menikmati tingkat kepuasan publik tinggi dari survei yang menunjukkan dia akan dengan mudah memenangkan pemilihan umum. 

Dengan demikian dia akan meraih periode ketiga tahun depan meskipun ada kekhawatiran tentang inflasi yang meningkat, pengangguran, dan pemulihan ekonomi yang tidak merata setelah pandemi COVID-19. Kekhawatiran tentang kekerasan di negara bagian timur laut Manipur juga telah memengaruhi citra Modi.

Partai BJP berencana untuk menyoroti “kesuksesan KTT” selama perayaan dua pekan dalam rangkaian perayaan ulang tahun Modi yang dimulai akhir pekan ini. Kontribusi Modi terhadap meningkatnya posisi global India akan menjadi tema utama dalam sesi parlemen khusus selama lima hari yang akan dimulai pekan depan.  “Ini benar-benar fakta bahwa citra India telah berubah di bawah Perdana Menteri Modi,” kata wakil presiden BJP Baijayant Jay Panda.

Modi naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2014 dengan menjanjikan stabilitas dan perubahan. Dia juga mengkritik korupsi Partai Kongres yang telah lama berkuasa dan pemerintahan yang buruk.

Dia mengonsolidasikan kemenangannya dengan ekonomi kesejahteraan, meningkatkan infrastruktur dan nasionalisme Hindu yang tak tahu malu, memenangkan masa jabatan kedua pada 2019 dengan mayoritas lebih besar.

Modi sering menggarisbawahi kebanggaan nasional dalam pidatonya, yang bergema dengan sebagian besar orang yang merasa dirugikan tentang penggambaran India di media Barat sebagai negara miskin, kata para analis. “Setiap hal kecil penting ketika sebuah narasi kebanggaan nasional sedang dibangun,” kata Yashwant Deshmukh, seorang ahli pemilu dari agen C-Voter.

Menurut survei “Mood of the Nation” dari C-Voter yang dilakukan dua kali setahun dalam majalah India Today bulan lalu, 47% mengatakan presidensi India di G20 akan meningkatkan posisi global negara ini dan 73% mengatakan hal ini akan menjadi isu kampanye dalam pemilihan tahun 2024.

Partai Kongres oposisi tidak terlalu terkesan dengan hal ini. Juru bicaranya, Jairam Ramesh, mengatakan pernyataan Modi tentang toleransi di tingkat global adalah hipokrisi semata. “Di dalam negeri, ia tetap diam terkait pidato kebencian, pembunuhan massal, pembunuhan berencana, dan serangan terhadap tempat-tempat suci," ujar Ramesh.