Mahfud MD (kanan) dideklarasikan sebagai calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo di Jakarta, Rabu, 18 Oktober 2023.
Nasional

Moralitas Bangsa Terancam, Ganjar Tolak Intimidasi dan Penindasan

  • Kita menolak dibawa mundur ke masa sebelum reformasi, kita menolak pengkhianatan terhadap semangat reformasi
Nasional
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Ganjar Pranowo, selaku principal dalam gugatan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), menegaskan pihaknya menentang segala bentuk intimidasi yang dilakukan oleh pemerintah guna memenangkan pasangan calon tertentu dalam pilpres 2024. Ia mengatakan, aparat keamanan dimanfaatkan untuk kepentingan politik.

“Saat pemerintah menggunakan segala sumber negara untuk mendukung kandidat tertentu, saat aparat keamanan digunakan untuk membela kepentingan politik pribadi, maka saat itulah bagi kita untuk bersikap tegas bahwa kita menolak semua bentuk intimidasi dan penindasan,” tutur Ganjar di Gedung MK, Jakarta Pusat, pada Rabu, 27 Maret 2024.

Ia menegaskan, pihaknya menolak segala bentuk demokrasi saat orde baru. Dia tidak ingin praktik intimidasi terus terjadi di masa reformasi.

“Kita menolak dibawa mundur ke masa sebelum reformasi, kita menolak pengkhianatan terhadap semangat reformasi,” tegasnya.

“79 tahun lalu para bapak bangsa memproklamasikan kemerdekaan negara kita dengan keyakinan bahwa menjadi bangsa merdeka adalah jalan untuk mewujudkan semua bentuk kebaikan bagi kehidupan seluruh warga di negeri kepulauan ini,” imbuh mantan Gubernur Jateng itu.

Dia juga mengungkapkan keprihatinannya karena saat ini ada pihak yang mulai mempermainkan reformasi demi kepentingan pribadi dan golongan tertentu.

“Kita selalu ingat bahwa demokrasi bisa dinodai oleh mereka yang hanya mempedulikan kekuasaan dan mendahulukan kepentingan pribadi. Dan kita selalu ingat bahwa apa yang harus kita lakukan ketika situasi menghendaki kita melakukan sesuatu,” pungkasnya.

Ganjar menuturkan, gugatan ke MK diajukan karena penyalahgunaan kekuasaan dalam pelaksanaan Pilpres 2024 merusak moralitas bangsa.

“Maka hari ini kami menggugat, dan lebih dari sekadar kecurangan dalam setiap tahapan pemilihan presiden yang baru lalu, yang mengejutkan bagi kita semua adalah benar-benar menghancurkan moral adalah menyalahgunakan kekuasaan.”

Mantan gubernur Jateng itu menuturkan, negara ini lahir dengan visi untuk menjunjung kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan, dan setiap negara dengan visi mulia semacam itu niscaya menghendaki kepemimpinan yang sanggup menomorsatukan kepentingan dan kesejahteraan warga di atas kepentingan pribadi mereka yang berkuasa.

“Kita telah menjadi saksi bahwa pada 1 titik dalam perjalanan bangsa ini, seluruh warga negera pernah dipersatukan oleh semangat yang sama untuk melakukan reformasi. Untuk apa? untuk memperjuangkan hal yang sangat esensial bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” terang Ganjar.

“Sekarang kita berada dalam keprihatinan besar, semua kepala yang berpikir kritis di antara kita yang peduli pada kehidupan negara dan bangsa yang bermartabat sedang mempertanyakan apakah negara ini bisa setia pada cita-cita luhur yang melandasi kelahirannya,” tutup dia.