Suasana pelayanan perbankan di sebuah kantor cabang BCA. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Morgan Stanley: BBCA Unggul dengan CASA 81% dan NIM Terbaik di Indonesia

  • Morgan Stanley menyoroti BBCA sebagai bank tangguh dengan CASA 81% dan NIM terbaik di Indonesia. Digitalisasi dan efisiensi operasional memperkuat daya saingnya.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Morgan Stanley dalam riset terbarunya, Revisiting Asia's Financial Acceleration: Multispeed in a Multipolar World, menyoroti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebagai salah satu bank paling tangguh di Indonesia, terutama dalam hal Net Interest Margin (NIM) dan kualitas aset.

“Rasio CASA BBCA yang mencapai 81% per September 2024 memberikan keunggulan besar dalam biaya dana yang rendah, menjadikannya pemimpin pasar dalam penetapan harga pinjaman,” ungkap Morgan Stanley dalam laporan resmi yang dirilis pada Senin, 11 November 2024.

Dengan keunggulan ini, BBCA berhasil mempertahankan posisinya sebagai bank terkemuka di Indonesia. Pasalnya, efisiensi operasional BBCA juga menjadi sorotan, yang diproyeksikan mampu melesat dalam jangka menengah.  “BBCA merupakan salah satu bank paling inovatif di Indonesia, dengan kemampuan untuk mengoptimalkan efisiensi operasional melalui teknologi,” tulis laporan tersebut.

Morgan Stanley menambahkan bahwa langkah digitalisasi yang dilakukan BBCA akan memperkuat daya saingnya, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan perbankan digital dan perubahan kebijakan ekonomi domestik.

Selain itu, Morgan Stanley menetapkan target Price-to-Book Ratio (P/B) untuk BBCA sebesar 5,0x pada tahun 2025. “Target ini merupakan premium dibandingkan dengan bank lain di kawasan ini, tetapi dapat dibenarkan oleh RoA BBCA yang mendekati 4%,” tulis laporan tersebut.

Menurut Morgan Stanley, kualitas defensif BBCA yang tinggi membuatnya mampu bertahan di tengah ketegangan geopolitik yang semakin meningkat. “Keunggulan BBCA tidak hanya terletak pada kualitas asetnya, tetapi juga pada kemampuannya untuk menavigasi dinamika pasar lokal yang semakin kompleks,” tambah laporan tersebut.

Dalam konteks transformasi pasar keuangan Asia, BBCA dinilai berada dalam posisi strategis untuk mengelola alokasi aset domestik yang terus meningkat. Dengan keunggulan ini, BBCA dipandang sebagai bank yang paling siap memanfaatkan peluang di tengah dinamika pasar yang semakin kompleks.

Dari lantai bursa, pada perdagangan sesi pertama, Senin, 11 November 2024, saham BBCA terpantau melemah 1,24% ke level Rp9.950 per saham. Kendati begitu, sepanjang tahun ini saham bank swasta yang identik warna biru masih menguat 5,57%. 

Sementara itu, pada kuartal III-2024, BBCA sukses mencatatkan kinerja keuangan yang solid dengan laba bersih konsolidasi sebesar Rp41,1 triliun, meningkat 12,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan laba ini didukung oleh peningkatan penyaluran kredit yang mencapai Rp877 triliun, tumbuh 14,5% secara tahunan (year-on-year). Segmen kredit korporasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 15,9%, diikuti oleh kredit UKM yang naik 14,2%, dan kredit konsumer yang meningkat 13,1%.