Motor Kinerja 2025 ASII: Diversifikasi dan Kendaraan Hybrid
- Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII), di tahun 2025 memperoleh angin segar yang bisa memacu pertumbuhan melalui diversifikasi bisnis yang kuat dan peluang besar di segmen kendaraan hybrid, di tengah tantangan ekonomi makro dan kenaikan PPN.
Bursa Saham
JAKARTA – Emiten konglomerasi, PT Astra International Tbk (ASII), di tahun 2025 memperoleh angin segar yang bisa memacu pertumbuhan melalui diversifikasi bisnis yang kuat dan peluang besar di segmen kendaraan hybrid, di tengah tantangan ekonomi makro dan kenaikan PPN.
Samuel Sekuritas dalam risetnya belum lama ini pun memasang rekomendasi buy saham ASII dengan target harga Rp5.800 per saham. Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas juga menetapkan buy saham ini dengan target harga Rp5.900 per saham.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham ASII pada perdagangan hari ini, Rabu, 22 Januari 2025, terpantau menguat tipis sebesar 0,20% ke level Rp4.920 per saham. Dengan target harga saham yang diberikan oleh dua sekuritas, investor berpotensi meraih return investasi lebih dari 15%.
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Ayam Broiler/Ras Naik, Beras IR. II (IR 64) Ramos Turun
- Rekomendasi Film 2025, Berikut Review Wolf Man
- IHSG Hari Ini Dibuka Naik 62,59 Poin ke 7.244,41
Dari sisi sentimen, Samuel Sekuritas menyebutkan bahwa emiten dengan kode saham ASII siap menghadapi tantangan tahun 2025 dengan strategi bisnis yang solid. Hal ini didukung oleh diversifikasi usaha yang dimiliki oleh perseroan.
“Saham ASII masih prospektif sebab aliran pendapatannya yang terdiversifikasi, didukung oleh anak usaha di berbagai sektor. Alhasil, saat kinerja bisnis otomotif lesu, dapat dikompensasi oleh lini usaha lainnya,” kata mereka dalam risetnya dikutip pada Rabu, 22 Januari 2025.
Namun, ASII menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi, salah satunya adalah penjualan mobil non-hybrid yang diperkirakan tetap rendah akibat dampak kenaikan PPN. Di sisi lain, peluang besar terbuka pada tahun 2025, ketika kendaraan listrik hybrid (HEV) produksi dalam negeri akan dikenakan pajak barang mewah yang lebih rendah, yaitu sebesar 3%.
Hal ini sejalan dengan pandangan BRI Danareksa Sekuritas. “Peningkatan penjualan mobil tahun ini juga didorong oleh kebijakan subsidi PPN sebesar 3% untuk penjualan mobil hybrid. Selain itu, penundaan penerapan opsen pajak juga memberikan dampak positif terhadap penjualan mobil,” ungkapnya.
Sebelumnya, penerapan opsen pajak diperkirakan akan meningkatkan biaya kepemilikan mobil baru sekitar 7-8% di beberapa wilayah di Pulau Jawa, yang berpotensi menekan penjualan mobil ASII.
Terkait kenaikan PPN menjadi 12%, diperkirakan harga jual mobil yang dipasarkan oleh Astra dan Toyota akan meningkat Rp3-22 juta per unit. Namun, kenaikan harga secara langsung kemungkinan besar tidak akan diterapkan, mengingat daya beli masyarakat yang masih rendah.
Kendati begitu, penurunan suku bunga baru-baru ini diperkirakan dapat mendukung peningkatan penjualan mobil pada paruh kedua 2025. Penjualan mobil secara wholesale nasional diproyeksikan tumbuh 10% menjadi 946 ribu unit, melampaui target Gaikindo sebesar 900 ribu unit.
BRI Danareksa Sekuritas juga memperkirakan kenaikan laba bersih ASII menjadi Rp34,14 triliun tahun ini, dibandingkan proyeksi Rp33,40 triliun pada 2024. Pendapatan perseroan diproyeksikan meningkat dari Rp332 triliun pada 2024 menjadi Rp357,30 triliun di tahun 2025.