Mulai Besok, Momen Langka Hujan Meteor Bakal Terjadi Selama Dua Hari
- Tahun ini, hujan meteor perseid mencapai puncaknya kisaran 11 hingga 12 Agustus 2022
Tekno
JAKARTA - Fenomena hujan meteor tahunan biasanya terjadi pada pertengahan Juli hingga akhir Agustus. Penyebabnya, pada waktu tersebut Bumi tengah melewati sampah kosmik berupa batuan yang lebih kecil dari sebutir pasir.
Batuan ini kemudian yang kemudian masuk ke planet Bumi sehingga tampak seperti bintang jatuh. Fenomena hujan meteor ini kemudian dinamai Perseid.
Tahun ini, hujan meteor perseid mencapai puncaknya kisaran 11 hingga 12 Agustus 2022. Namun sangat disayangkan fenomena kali ini harus berpapasan dengan saat terjadinya Super Moon, yakni Sturgeon Moon.
Lantaran sinar bulan purnama yang sangat terang, pertunjukan hujan meteor Perseid mungkin agak sedikit terganggu.
- Petani Tembakau Minta Pemerintah Tidak Naikkan Cukai Tahun Depan
- WhatsApp Tambah 3 Fitur Baru, Bisa Keluar Grup Diam-Diam hingga Atur Status Online
- Toba Surimi Industries (CRAB) Resmi Melantai di Bursa, Sahamnya Meroket Menembus ARA
Jika pada fenomena ini umumnya akan tampak kisaran 50 hingga 60 meteor melintas di langit, maka kala bulan purnama bersinar mungkin hanya akan terlihat kisaran 10-20 meteor saja per jam.
Lebih rinci mengenai Perseid, ini merupakan salah satu fenomena hujan meteor paling populer dan konsisten tahun ini. Fenomena ini terjadi setiap musim panas ketika Bumi melewati ekor besar puing-puing yang dijatuhkan oleh komet Swift-Tuttle yang melakukan pendekatan dekat terakhirnya ke Bumi pada tahun 1992.
Saat Bumi menyapu sisa-sisa komet yang terdir dari batu dan es, serpihan kecil jatuh melalui atmosfer kita, memanas hingga lebih dari 1650 derajat celsius. Serpihan tersebut kemudian melesat melintasi langit dengan kecepatan lebih dari 160.000 km/jam.
Sebagian besar meteor kecil ini terbakar sampai garing di atmosfer. Meskipun beberapa tabrakan jarang terjadi di permukaan planet, di mana mereka mendapatkan gelar baru "meteorit".
Perseid memang berlangsung selama beberapa minggu. Namun puncak dari fenomena ini terjadi ketika Bumi melewati bagian terpadat dari awan puing komet Swift-Tuttle.
Pada tahun-tahun biasa, pengamat bintang dapat berharap untuk melihat sekitar 60 meteor per jam selama puncak hujan. Tahun ini, jumlah itu akan jauh lebih rendah, karena Sturgeon Moon penuh akan mengaburkan beberapa batu yang jatuh dengan cahayanya yang terang.