<p>Ilustrasi pertambangan batu bara. / Pixabay</p>
Korporasi

Mulai Bukukan Laba bersih, Akbar Indo Makmur Stimec Pede Kineja Keuangan Moncer Tahun Ini

  • PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk akhirnya mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2021. Emiten batu bara ini meraih laba bersih Rp179 juta pada sepanjang Januari hingga Maret 2021.

Korporasi
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk akhirnya mencatatkan laba bersih pada kuartal I 2021. Emiten batu bara ini meraih laba bersih Rp179 juta pada sepanjang Januari hingga Maret 2021.

Total laba bersih emiten berkode AIMS itu bahkan melebihi kerugian bersih yang harus diterima perusahaan pada 2020, yakni Rp177,62 juta.

Dengan demikian, laba per saham dasar diatribusikan ke pemilik entitas induk pun ikut terungkit menjadi Rp0,82 dari sebelumnya minus Rp0,81 per lembar saham pada akhir 2020.

Perusahaan meraih penjualan hingga Rp9,23 miliar pada kuartal I 2021. Adapun beban pokok penjualan yang harus ditanggung perusahaan pada kuartal I 2021 mencapai Rp8,78 miliar.

Padahal, sejumlah pos beban perusahaan mengalami kenaikan pada kuartal I 2021 ini. Tengok saja beban umum dan administrasi perusahaan yang membengkak 54,2% dari Rp177 juta pada akhir 2020 menjadi Rp273 juta pada kuartal I 2021.

Kendati demikian, perusahaan berhasil mendapat pemasukan yang tidak didapat pada kuartal I 2020. Hal itu antara lain pendapatan keuangan sebesar Rp650.606. Setidaknya dana tersebut dapat menutup beban keuangan perusahaan yang sebesar Rp330.000.

Sekretaris Perusahaan PT Akbar Indo Makmur Stimec Heriman Setyadi menyampaikan perusahaan mengalami penurunan liabilitas sebesar 0,72% pada kuartal I 2021.

Total liabilitas perusahaan pada kuartal I 2021 tercatat sebesar Rp7,94 miliar dari sebelumnya Rp8 miliar pada kuartal IV 2020. Hal ini membuat aset perusahaan naik tipis 0,59% menjadi Rp20,90 miliar pada kuartal I 2021 dari sebelumnya Rp20,78 miliar pada akhir 2020.

Meraih laba bersih menjadi tujuan utama perusahaan pada tahun ini. Menurut Heriman, hal itu bisa tercapai usai perusahaan mendapat kontrak kerja sama baru mulai tahun ini.

Kerja sama dijalin dengan PT Ansaf Inti Resources dan PT Bumi Petangis. Kontrak itu memuat kerja sama pengangkutan tongkang sebanyak 180.000 ton batu bara dengan nilai Rp210.000 per ton. Dengan begitu, perusahaan diproyeksikan dapat meraih laba kotor Rp10.000 per ton.

Perusahaan juga berusaha menguatkan aspek perizinan dengan mengurus Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP-OPK) pengangkutan, penjualan batu bara, dan eksportir terdaftar (ET). Heriyaman menjelaskan izin tersebut dapat terbit pada Juli 2021.

“Kalau IUP-OPK rampung, kemudian ke ET, kita bisa pasok pasar luar, karena sudah ada kontak dari Vietnam, India, dan Arab Saudi,” terang Heriman. (RCS)