Kilang offshore Medco Energi di Laut Natuna Selatan, Riau, Indonesia.
Korporasi

Mulai Ramai Diminati, Medco Energi (MEDC) Disebut Tertarik Beli 10 Persen PI Shell di Blok Masela

  • PT Medco Energi Internasional Tbk tertarik untuk bergabung ke dalam konsorsium untuk membeli 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) dalam proyek Abadi di Blok Masela
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menyampaikan, PT Medco Energi Internasional Tbk tertarik untuk bergabung ke dalam konsorsium untuk membeli 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) dalam proyek Abadi di Blok Masela.

“Medco konsider 10 persen tetapi dari pemerintah sih mau saja tergantung dari konsorsium saja maunya bagaimana kan ada 35 persen nih,” kata Arifin di JCC Senayan, Rabu 21 September 2022. 

Selain Medco, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati angkat bicara, terkait minat perusahaan untuk masuk ke pengelolaan Blok Masela dan menggantikan Shell yang memilih hengkang dari proyek tersebut.

Menurut Nicke, hingga saat ini Pertamina masih melakukan komunikasi dengan Inpex, pemegang saham terbesar Blok Masela.

"Jadi kami melakukan due diligence dan menyatakan minat. Namun proses berikutnya ada tahapan yang dilalui masih di tahap komersial feasibility tentang harga dan sebagainya," kata Nicke di Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI pada Kamis 8 September 2022.

Meski sudah banyak yang tertarik untuk bergabung ke konsorsium, Arifin mengatakan ia menyerahkan porsi masing-masing pihak nantinya ke konsorsium. “Pertamina masih hitung-hitung dan sedang berproses,” kata dia. 

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan, saat ini Blok Masela juga sudah mulai banyak yang tertarik dan nantinya akan dipertemukan dengan Shell sebagai pihak yang akan mendivestasi. 

Dwi memberikan bocoran nantinya konsorsium untuk menggantikan Shell di Masela terdiri dari dua atau tiga perusahaan, meski masih ada catatan tergantung negosiasi dengan Shell. 

Adapun sebelum mencapai Final Investment Decision (FID), tentu perlu difinalkan dahulu Plan of Development (POD). Dwi menyebut, diharapkan akhir tahun dan awal tahun depan PoD bisa difinalisasi, kemudian proses berlanjut pada pre-feed untuk mendapatkan FID. Adapun FID untuk Masela ini ditargetkan rampung pada akhir 2023. 

“Inpex sebagai lead  konsorsium akan membuat program dengan adanya CCUS yang akan masuk sebagai tambahan capex ini perlu di-review, perkiraan investasi CCUS mencapai US$ 1,2 miliar sampai US$ 1,4 miliar,” terangnya. 

Sebagai informasi, pemerintah tengah membentuk konsorsium untuk mengambil alih 35% hak partisipasi Shell Upstream Overseas Ltd dalam pembangunan Proyek Abadi di Blok Masela.

Hal ini dilakukan ketika rencana Shell untuk keluar dari blok Masela sudah digaungkan sejak 2020 lalu, penyebabnya karena arus kas Shell tertekan akibat proyek lain di luar Masela.

Terkait ambil alih 35% saham Shell di Blok Masela, akan dibentuk konsorsium antara Indonesia Investment Authority (INA), PT Pertamina (Persero), dan beberapa perusahaan lain yang masih di cari pemerintah.

Adapun pembagian porsi saham di blok Masela yaitu ada Inpex sebesar 55%, Shell 35% dan sisanya dimiliki oleh badan usaha milik daerah (BUMD) sebesar 10%. Setelah pengumuman Shell ingin melepas sahamnya dari blok Masela, ladang gas Maluku dalam posisi mangkrak.