Ngarsopuro Night Market UMKM di Solo Jawa Tengah
Fintech

Multifinance Sisihkan Porsi Paling Besar untuk UMKM dibanding Perbankan dan Fintech Lending

  • Jika dibandingkan dari segi porsi penyaluran terhadap total pembiayaan/kredit, industri multifinance menunjukkan porsi terbesar dengan kontribusi UMKM sebesar 37,00% pada Mei 2024. Di sisi lain, fintech P2P lending mencatat porsi sebesar 30,61% untuk sektor produktif per-Mei 2024, sementara perbankan hanya mampu mencapai porsi 18,57% untuk kredit UMKM per-Juni 2024.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pada tahun 2024, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus menjadi fokus utama dalam penyaluran kredit dan pembiayaan oleh berbagai industri keuangan di Indonesia.  Baik perbankan, fintech peer-to-peer lending, maupun industri multifinance, masing-masing menunjukkan kinerja yang beragam dalam mendukung pertumbuhan segmen UMKM. 

Penyaluran Kredit UMKM oleh Perbankan

Pada paruh pertama tahun 2024, kinerja penyaluran kredit perbankan kepada segmen UMKM mengalami perlambatan. 

Hingga Juni 2024, total kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada UMKM mencapai Rp1.375,2 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 6,7% secara tahunan (year on year/yoy). 

Namun, porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan terus menyusut, hanya mencapai 18,57% pada Juni 2024, turun dari 18,71% pada bulan sebelumnya dan 19,36% pada Desember 2023. 

Penurunan ini mencerminkan bahwa UMKM semakin terpinggirkan dalam portofolio kredit perbankan, meskipun sektor ini masih mencatatkan pertumbuhan kredit, terutama dari kredit skala mikro yang tumbuh 9,9% yoy.

Perkembangan Pinjaman Produktif Fintech peer-to-peer lending

Sementara itu, sektor fintech peer-to-peer (P2P) lending juga memainkan peran penting dalam mendukung sektor produktif, termasuk UMKM. Sepanjang periode Mei 2023 hingga Mei 2024, sektor produktif terus mendapatkan perhatian dalam penyaluran pinjaman. 

Meskipun terjadi fluktuasi dalam jumlah dan persentase penyaluran ke sektor produktif, pada Mei 2024, fintech P2P lending mencatatkan total penyaluran sebesar Rp7.775,55 miliar dengan porsi 30,61% dari total pinjaman yang disalurkan. 

Memasuki tahun 2024, jumlah penyaluran pinjaman terus menurun sebesar 9,69% month-to-month (mtm) menjadi Rp6.487,78 miliar. Persentase penyaluran ke sektor produktif juga turun menjadi 29,40% mtm, menunjukkan adanya pengurangan dalam minat atau kepercayaan terhadap sektor produktif pada awal tahun.

Pada Februari 2024, penyaluran pinjaman melonjak signifikan sebesar 40,23% mtm menjadi Rp9.097,33 miliar. Persentase penyaluran ke sektor produktif juga naik tajam menjadi 43,52% mtm, menandakan pemulihan yang kuat dan keyakinan baru dalam sektor ini.

Bulan Maret 2024 mencatat penurunan jumlah penyaluran sebesar 15,91% mtm menjadi Rp7.650,41 miliar, dengan persentase penyaluran sebesar 33,61% mtm. Penurunan ini menunjukkan adanya penyesuaian kembali setelah lonjakan besar pada bulan sebelumnya.

Pada April 2024, jumlah penyaluran turun lebih lanjut sebesar 9,74% mtm menjadi Rp6.906,22 miliar, dengan persentase penyaluran sebesar 31,62% mtm. Penurunan ini menandakan adanya tantangan yang terus berlanjut dalam menjaga tingkat penyaluran pinjaman ke sektor produktif.

Pada Mei 2024, penyaluran pinjaman mengalami kenaikan tipis sebesar 12,61% mtm menjadi Rp7.775,55 miliar. Namun, persentase penyaluran ke sektor produktif tetap menurun menjadi 30,61% mtm, mencerminkan tren penurunan yang berkelanjutan dalam proporsi pinjaman yang disalurkan ke sektor produktif.

Angka ini menandakan bahwa sektor produktif masih menjadi prioritas, meskipun porsi penyaluran menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Peningkatan Pembiayaan UMKM oleh Industri Multifinance

Menurut data OJK, industri multifinance menunjukkan peningkatan dalam penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM. .

Puncak pembiayaan UMKM terjadi pada Desember 2023, di mana total pembiayaan mencapai Rp192,141 triliun. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 10,33% dibandingkan dengan November 2023. 

Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan juga meningkat tajam menjadi 38,68%, menunjukkan perhatian industri multifinance yang semakin besar terhadap sektor ini.

Namun, pada Januari 2024, terjadi penurunan pembiayaan UMKM menjadi Rp 189,232 triliun, dengan kontribusi sebesar 37,74%. Penurunan ini sebesar 1,51% dari Desember 2023. Pada Februari 2024, pembiayaan UMKM sedikit menurun lagi menjadi Rp189,192 triliun, atau turun 0,02% dari bulan sebelumnya, dengan kontribusi sebesar 37,49%.

Memasuki kuartal pertama 2024, tren pembiayaan UMKM sedikit menurun. Pada Maret 2024, akumulasi pembiayaan UMKM tercatat sebesar Rp188,651 triliun, turun 0,29% dari Februari. Persentase kontribusi UMKM juga menurun menjadi 36,65%. 

Namun, pada April 2024, pembiayaan UMKM kembali meningkat menjadi Rp189,733 triliun, naik 0,57% dari Maret, dengan kontribusi sebesar 36,98%.

Pada Mei 2024, pembiayaan UMKM kembali menunjukkan peningkatan sebesar 0,93% dari bulan sebelumnya, dengan total pembiayaan mencapai Rp 191,497 triliun. Persentase kontribusi UMKM terhadap total pembiayaan juga meningkat menjadi 37,00%.

Perbandingan Porsi Penyaluran dan Kontribusi UMKM

Jika dibandingkan dari segi porsi penyaluran terhadap total pembiayaan/kredit, industri multifinance menunjukkan porsi terbesar dengan kontribusi UMKM sebesar 37,00% pada Mei 2024. 

Di sisi lain, fintech P2P lending mencatat porsi sebesar 30,61% untuk sektor produktif per-Mei 2024, sementara perbankan hanya mampu mencapai porsi 18,57% untuk kredit UMKM per-Juni 2024. 

Hal ini menunjukkan bahwa industri multifinance memberikan perhatian lebih besar dalam mendukung sektor UMKM dibandingkan perbankan dan fintech P2P lending.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, industri multifinance menjadi yang terdepan dalam mendukung pembiayaan UMKM dengan porsi kontribusi terbesar terhadap total pembiayaan, diikuti oleh fintech P2P lending

Perbankan, meskipun tetap berperan dalam menyalurkan kredit UMKM, cenderung menunjukkan penurunan porsi kredit UMKM, dengan pergeseran fokus ke kredit korporasi.