Murah dan Cepat, BPKN Dorong Kemenhub Perluas Tes GeNose-19
GeNose-19 sudah teruji dalam mendeteksi paparan virus corona (COVID-19) dengan cepat. Harganya pun lebih terjangkau daripada tes PCR.
Nasional
JAKARTA – Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) mendorong Kementerian Perhubungan untuk menggunakan alat tes cepat GeNose-19 di semua bandara udara guna mencegah penyebaran COVID-19.
Komisioner Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Adrianus Garu mengatakan GeNose-19 sudah teruji dalam mendeteksi paparan virus corona dengan cepat.
“Sehingga penggunaanya sudah dapat dilakukan secara masal,” kata Adrianus, dikutip dari Antara, Minggu, 4 April 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Adrianus melanjutkan, GeNose-19 juga merupakan hasil karya putra-putri Indonesia yang mampu mendeteksi COVID-19 dengan biaya murah daripada menggunakan tes cepat PCR dengan biaya yang mahal.
Mantan anggota DPD-RI itu juga mengatakan tes dengan GeNose-19 sebaiknya bisa dilakukan di bandara yang memiliki mobilitas penumpang sangat padat seperti Bali, Jakarta dan Medan. Maupun di provinsi yang memiliki kasus COVID-19 sangat tinggi.
Saat ini, GeNose-19 hanya berlaku di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badarudin II Palembang, Bandara Udara Husen Sastranegara Bandung, Bandara Internasional Yogyakarta, dan Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Lebih lanjut, Adrianus menuturkan, Presiden Joko Widodo juga sudah mendorong semua pihak untuk menggunakan produksi dalam negeri yang memiliki kualitas sama dengan hasil produksi luar negeri.
Sehingga karya putri-putri yang menemukan alat GeNose-19 dilakukan secara masalah sebagai bentuk dukungan terhadap produksi dalam negeri.
GeNose- 19 merupakan alat test deteksi dini COVID-19 melalui embusan nafas yang dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada.
Cara menggunakan GeNose-19 sangat mudah, seseorang dihimbau untuk tidak merokok dan puasa selama setengah atau satu jam sebelum tes dilakukan. Kemudian seseorang hanya menghembuskan napas ke kantong sekali pakai untuk kemudian dianalisis oleh alat yang hanya membutuhkan waktu 3 menit. (LRD)