Muslim Amerika untuk Palestina Menyerukan Gencatan Senjata di Gaza di Monumen Washington (Reuters/Bonnie Cash)
Dunia

Muslim AS Soroti Respons Biden dalam Perang Israel-Hamas

  • Arab dan Muslim Amerika serta sekutunya mengkritik respons Presiden Joe Biden terhadap perang Israel-Hamas. Mereka meminta Biden melakukan lebih banyak tindakan guna mencegah krisis kemanusiaan di Gaza atau berisiko kehilangan dukungan mereka dalam pemilihan presiden 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Arab dan Muslim Amerika serta sekutunya mengkritik respons Presiden Joe Biden terhadap perang Israel-Hamas. Mereka meminta Biden melakukan lebih banyak tindakan guna mencegah krisis kemanusiaan di Gaza atau berisiko kehilangan dukungan mereka dalam pemilihan presiden 2024.

“Banyak orang Arab Amerika kecewa bahwa Biden tidak mendorong gencatan senjata kemanusiaan, bahkan ketika warga Palestina terbunuh saat melarikan diri dari pemboman Israel di Jalur Gaza,” kata lebih dari selusin akademisi, aktivis, anggota masyarakat, dan pejabat administrasi, dikutip dari Reuters, Rabu, 25 Oktober 2023. 

Rasa frustrasi mereka yang semakin besar dapat memengaruhi tawaran pemilihan kembali Biden dari Partai Demokrat, yang menurut jajak pendapat kemungkinan akan menjadi pertandingan ulang dengan calon terdepan Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump.

“Di Michigan yang diperebutkan dengan sengit, Arab Amerika menyumbang 5% suara. Di negara bagian medan pertempuran lainnya, Pennsylvania dan Ohio, mereka berada di antara 1,7% hingga 2%,” kata Jim Zogby, presiden Arab American Institute.

Biden memenangkan Michigan dengan 50,6% suara pada tahun 2020, dibandingkan dengan 47,8% untuk Trump, dan Pennsylvania dengan 50,01% berbanding 48,84% Trump, selisih kurang dari 81.000 suara.

Orang Arab dan Muslim Amerika kemungkinan besar tidak akan mendukung Trump. Namun beberapa aktivis mengatakan mereka bisa memilih untuk tidak ikut dalam pemilihan dan tidak memberikan suara untuk Biden. “Saya pikir itu akan merugikan Michigan,” kata Laila El-Haddad, penulis dan aktivis sosial yang berbasis di Maryland.

Meskipun mengutuk serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober terhadap warga sipil di Israel yang menewaskan 1.400 orang, Arab Amerika mengatakan respons Israel tidak proporsional. Kegagalan Biden mengutuk serangan tersebut membuat banyak orang mempertanyakan janjinya akan kebijakan luar negeri yang berpusat pada HAM.

Pada Selasa, pejabat Amerika Serikat (AS) bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kanada dalam mendesak untuk menghentikan sementara serangan Israel ke Gaza agar makanan, air, dan obat-obatan dapat disalurkan kepada warga sipil Palestina.

Tuntutan Perubahan Kebijakan

Abdullah Hammoud, Wali Kota Arab-Amerika pertama di Dearborn, Michigan, rumah bagi populasi Muslim per kapita terbesar di AS, mengecam kegagalan Biden mengutuk ancaman Israel untuk memutus aliran air, listrik, dan makanan bagi lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza.

“Tidak ada yang bisa mempersiapkan kami untuk penghapusan total suara kami dan keheningan radio dari mereka yang kami pilih untuk melindungi dan mewakili kami,” tulisnya di X. “Anggota keluarga kami yang terperangkap di Gaza telah diabaikan, seruan kami untuk gencatan senjata ditenggelamkan oleh genderang perang.”

Gedung Putih mengatakan Biden dan pejabat AS lainnya telah berulang kali mendorong agar warga Amerika di Gaza dibebaskan, dan Biden pada Selasa mengatakan bantuan yang tiba di sana tidak cukup cepat.

Linda Sarsour, mantan direktur eksekutif Arab American Association of New York, mengatakan kepada ratusan peserta di acara Council on American-Islamic Relations (CAIR) bahwa Muslim Amerika harus memberikan sumbangan politik apa pun yang bermuara pada perubahan kebijakan.

Banyak yang menekan Biden untuk mendorong Israel menghentikan sementara serangannya di Jalur Gaza yang telah menewaskan ribuan warga Palestina. “Bom Israel di Gaza sekarang berada di ranah genosida yang menargetkan seluruh penduduk Palestina,” kata CAIR, kelompok hak sipil Muslim terbesar di AS. 

CAIR menambahkan pejabat pemerintah akan terlibat dalam pembersihan etnis di Gaza kecuali mereka campur tangan. Dorongan Biden untuk mendapatkan lebih dari US$14 miliar bantuan baru AS ke Israel juga menuai kecaman.

“Jika Anda melihat retorikanya, itu tidak dapat dipercaya, dan sekarang mereka mencoba mengalirkan miliaran dolar dalam sektor militer ke Israel, dengan bantuan kemanusiaan sekitar US$100 juta untuk Palestina,” kata Sa'ed Atshan, Quaker Palestina Amerika yang mengajar studi perdamaian dan konflik di Swarthmore College Pennsylvania.

Barack Obama, yang biasanya mendukung kebijakan Biden, menawarkan beberapa saran publik yang tajam. Dia menyerukan AS untuk terus memimpin dunia dalam mempercepat bantuan kritis dan pasokan ke populasi Gaza yang semakin putus asa.

Gedung Putih Tanggapi Kritik

Biden telah menunjuk lebih banyak orang Arab Amerika dan Muslim ke jabatan politik daripada pendahulunya, serta dua hakim federal Muslim pertama. Namun keragaman itu tidak memengaruhi kebijakan terhadap Zionis Israel.

“Beberapa warga Amerika keturunan Arab dan Muslim yang diangkat merasa takut akan kemungkinan reaksi negatif dan tindakan balasan, serta khawatir atas anggota keluarga di wilayah tersebut,” kata seorang pejabat Gedung Putih, yang adalah orang Arab Amerika.

“Ada orang-orang yang sangat vokal dalam pemerintahan yang memiliki kekhawatiran,” kata pejabat tersebut. Pejabat AS yang memiliki keluarga di wilayah tersebut juga merasa tertekan ganda karena mereka harus menjalankan peran duta besar sambil menerima pesan-pesan yang penuh kegelisahan dari kerabat dan orang lain yang marah terhadap strategi Israel Biden.

Gedung Putih mengetahui dan menanggapi kritik terhadap kebijakannya dengan bertemu dengan pejabat pemerintahan dan anggota masyarakat. Meereka menggarisbawahi upaya Biden di depan umum dan di belakang layar untuk memastikan bantuan sampai ke Gaza. 

Biden juga telah berpidato dengan tegas sejak menjabat tentang perlunya menghadapi Islamofobia dan segala jenis kebencian. “Kepala staf Biden Jeff Zients dan penasihat Anita Dunn bertemu dengan staf dan anggota masyarakat dan mendesak sekretaris kabinet untuk melakukan hal yang sama,” kata pejabat Gedung Putih.

Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan wakil utama Jon Fisher bertemu dengan para pemimpin komunitas Arab dan Muslim Amerika pada 13 Oktober 2023, dan pejabat Gedung Putih menjamu 30 pemuda Palestina Amerika pada Jumat.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengakui kesulitan pribadi yang dihadapi oleh beberapa staf dalam surat pada Kamis, dan bertemu pada hari Senin dengan pemimpin komunitas Palestina dan Arab Amerika serta kelompok Yahudi Amerika.

Seorang veteran departemen Luar Negeri berusia 11 tahun, direktur urusan kongres dan publik untuk Biro Urusan Politik-Militernya, Josh Paul, berhenti dari pekerjaannya minggu lalu. Pejabat tinggi menolak untuk menanggapi kekhawatirannya tentang pengiriman senjata mematikan secara sembrono kepada Israel sementara rakyat Gaza menghadapi penghancuran.