Presiden Direktur MUTU International Arifin Lambaga (kedua kiri), bersama Direktur Operasional Irham Budiman (kiri), Direktur SDM dan Keuangan Sumarna (kedua kanan), dan Corporate Secretary Triyan Aidilfitri (kanan) berfoto bersama usai Media Gathering dan Site Visit di kantor MUTU International Cimanggis Depok, Senin 29 Mei 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Pasar Modal

Mutuagung (MUTU) Optimistis Prospek Bisnis TIC Akan Cerah dengan Adanya Bursa Karbon

  • Prospek tersebut tercemin dari nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) optimis prospek bisnis testing, inspection, dan certification (TIC) akan cerah di masa depan dengan adanya bursa karbon.

Optimisme tersebut disampaikan oleh Direktur Operasional MUTU Irham Budiman dalam konferensi pers pencatatan perdana saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2023.

Irham menyebutkan, secara sektoral bisnis TIC memiliki prospek yang positif tidak hanya di Indonesia, melainkan juga secara global.

Prospek tersebut tercemin dari nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun sementara nilai pasar TIC global pada tahun 2027 diperkirakan mencapai Rp4 kuadriliun.

"Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). MUTU mendukung rencana OJK ini karena MUTU sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di sistem registrasi nasional," ujar Irham.

Irham pun menyampaikan bahwa sebelum bursa karbon hadir di Indonesia, MUTU telah lebih dahulu menjajal pasar tersebut sejak 2015.

Perseroan pun telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certificate (ISCC).

Resmi Melantai di Bursa

Hari ini, Rabu, 9 Agustus 2023, MUTU telah melaksanakan initial public offering (IPO) di BEI dan meraup dana penawaran umum sebesar Rp101 miliar.

Presiden Direktur MUTU Arifina Lambaga mengatakan IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi perseroan untuk menjadi perusahaan TIC yang mengedepankan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, and governance/ESG) yang transparan, akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh investor, masyarakat, maupun stakeholder.

"Momentum ini membawa MUTU memasuki babak baru dalam industri TIC tanah air. MUTU siap menjadi salah satu perusahaan TIC yang dapat diandalkan tidak hanya di Indonesia, namun juga di tingkat internasional," kata Arifin dalam seremoni pencatatan perdana saham MUTU di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 9 Agustus 2023.

Setelah dikurangi oleh biaya-biaya emisi, dana IPO yang dihimpun oleh perseroan sebesar 66%-nya akan dialokasikan untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk pengembangan laboratorium baru dalam rangka mengembangkan layanan jasa testing, inspection, and certification (TIC).  

Perseroan berencana untuk menambah setidaknya lima laboratorium baru di Aceh, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

Pembangunan laboratorium-laboratorium baru ini diharapkan dapat mendukung laboratorium yang sudah dimiliki perseroan sebelumnya terkait dengan kebutuhan TIC untuk komoditas mineral dan batu bara.

MUTU juga berencana untuk menambah laboratorium baru di bidang batu bara dan nikel yang berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Pembangunan laboratorium baru ini dimulai pada Agustus 2023 dan ditargetkan untuk rampung pada 2024.  

Kemudian, 34% lainnya akan dilaokasikan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure/opex) yang meliputi bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, serta biaya umum dan administrasi.

Dana untuk keperluan opex ini dialokasikan dalam rangka menunjang operasional di pasar yang sudah ada saat ini maupun di di pasar yang baru, termasuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan tiga fokus strategi MUTU, yaitu ekonomi hijau, ekonomi syariah, dan ekonomi digital.