Naik 15 Persen dalam Sebulan, Saham UNTR Dinilai Masih Terlalu Murah
- Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil melesat 15% dalam kurun waktu sebulan. Namun, JP Morgan, perusahaan bank investasi global, menilai harga saham emiten kontraktor tambang itu masih terlalu murah.
Bursa Saham
JAKARTA – Saham PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil melesat 15% dalam kurun waktu sebulan. Namun, JP Morgan, perusahaan bank investasi global, menilai harga saham emiten kontraktor tambang itu masih terlalu murah.
Berdasarkan data RTI Business pada perdagangan Selasa, 23 Juli 2024, pukul 14:27 WIB, saham UNTR melemah 0,99% ke level Rp25,050 per saham. Meskipun hari ini melemah, dalam sebulan terakhir dan secara year-to-date, saham ini masih berada di jalur penguatan dengan kenaikan dua digit persen.
Meskipun secara year-to-date saham UNTR telah melenting 10%, JP Morgan menilai Price Earning to Ratio (PER) saham ini berada di angka 4,98 kali. Terlebih, dividen yield yang ditawarkan 8% dan Return on Equity (ROE) 20%.
- Sejarah, Tema Hingga Filosofi Logo Hari Anak Nasional 2024
- Proyeksi Laba dan Target Saham Batu Bara LQ45 Ini Direvisi Naik
- Jika Donald Trump jadi Presiden AS, Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp1,62 Miliar Tahun Ini
JP Morgan juga mencatat, kinerja saham UNTR melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI sebesar 7% dan 12% dengan memasukkan yield dividen. “Tren ini bakal terus berlanjut, didorong keluarnya kinerja keuangan kuartal II-2024 yang bakal menjadi katalis,” dalam risetnya dikutip pada Selasa, 23 Juli 2024.
Berdasarkan catatan historis, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini biasanya melaporkan kinerja keuangan semester I setiap tahunnya pada akhir Agustus. Pada kuartal I-2024, UNTR diketahui berhasil meraup laba bersih Rp8,18 triliun
Berkaitan dengan prospek kinerja, JP Morgan memperkirakan penjualan alat berat Komatsu yang dijual oleh UNTR diprediksi turun 25% menjadi 4.000 unit tahun ini. Namun, Pama, anak usaha UNTR yang bergerak di sektor kontraktor pertambangan dan tambang batu bara, terus menunjukkan kinerja impresif.
Sebelumnya, manajemen UNTR juga masih optimis terhadap pertumbuhan dua digit dalam overburden dan produksi batu bara tahun ini. Hal ini didukung oleh stabilnya harga batu bara di level US$130 per ton.
Selain itu, tambang emas Martabe milik UNTR diperkirakan akan menikmati kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP), seiring lonjakan harga emas sebesar 20% menjadi US$2.460 per oz tahun ini.
- Tak Tergoyahkan! BRI Jadi BUMN Penyumbang Dividen Terbesar Sejak 2019
- Erick Klaim Whoosh Hemat BBM Rp3,2 T, Namun Utangnya Bikin BUMN Tekor
- Potret Kinerja DOSS, Toko Kamera yang Incar Dana Segar Rp60 Miliar dari IPO
Di sisi lain, kata JP Morgan, UNTR juga akan diuntungkan oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS sebesar 6% sepanjang 2024. Hal ini karena UNTR memiliki eksposur ke dolar AS, sementara biayanya dalam rupiah, seperti biaya tenaga kerja di kontraktor pertambangan.
JP Morgan pun menaikkan proyeksi laba bersih per saham (EPS) UNTR pada 2024 dan 2025 masing-masing sebesar 4% dan 13%. Presentase tersebut, bahkan lebih tinggi 7% dan 14% dari konsensus analis Bloomberg.
Bank investasi asal AS ini menambahkan bahwa market cap UNTR saat riset ini ditulis mencapai US$5,6 miliar, dengan likuiditas perdagangan tinggi, terlihat pada rata-rata nilai transaksi harian US$7 juta selama tiga bulan.
Dengan berbagai faktor tersebut, JP Morgan menaikkan target harga saham UNTR menjadi Rp32.000 per saham dari sebelumnya Rp30.000 per saham dengan rekomendasi overweight, artinya investor yang membeli di harga sekarang masih bisa cuan sekitar 27,74%.