<p>Ilustrasi utang luar negeri Indonesia. / Pixabay</p>
Nasional

Naik Lagi, Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5.858 Triliun

  • Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2020 naik 3,3% year-on-year (yoy) menjadi US$413,4 miliar setara Rp5.858 triliun (asumsi kurs Jisdor Rp14.171 per dolar Amerika Serikat).

Nasional
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2020 naik 3,3% year-on-year (yoy) menjadi US$413,4 miliar setara Rp5.858 triliun (asumsi kurs Jisdor Rp14.171 per dolar Amerika Serikat).

“Jumlah ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan ULN bulan sebelumnya yang sebesar 3,8% yoy,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa, 15 Desember 2020.

Secara rinci, dia menjelaskan, utang ini terdiri dari ULN sektor publik sebesar US$202,6 miliar dan ULN sektor swasta, sebesar US$210,8 miliar

Pada periode ini ULN pemerintah sendiri tercatat US$199,8 miliar setara Rp2.831 triliun atau tumbuh 0,3% yoy, menurun dibandingkan dengan pertumbuhan September 2020 sebesar 1,6% yoy.

Menurut Erwin, perlambatan ini dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman luar negeri, di tengah kembalinya aliran masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu, persepsi positif investor dianggap tetap terjaga dalam melihat perbaikan ekonomi domestik.

Sementara itu, ULN swasta justru meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sektor ini mencatat pertumbuhan utang per Oktober 2020 sebesar 6,4% yoy. Penyebabnya, ULN lembaga keuangan (LK) naik 0,1% yoy, serta ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) sebesar 8,3% yoy.

Kemudian jika dilihat berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,4% berasal dari sektor jasa keuangan dan asuransi. Selain itu, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA) juga jadi penyumbang utang ini. Tiga sektor lainnya adalah pertambangan dan penggalian, serta industri pengolahan.

Meskipun demikian, Erwin menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Secara keseluruhan, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per Oktober 2020 sebesar 38,8%. Presentase ini meningkat dibandingkan dengan September 2020 sebesar 38,1%. Adapun struktur ULN Indonesia tetap sehat tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN. (SKO)