Napi di Thailand Bakar Penjara Sebagai Protes Penanganan COVID-19
- Kerusuhan terjadi di Penjara Krabi, Thailand terjadi sebagai protes para napi atas penanganan COVID-19.
Dunia
BANGKOK - Kerusuhan berbuntut kebakaran yang terjadi di Penjara Krabi, Thailand, ditengarai sebagai bentuk protes para narapidana terhadap penanganan COVID-19, dan demi terwujudnya protokol kesehatan dan perawatan medis yang lebih baik.
Kerusuhan yang berlangsung selama dua hari sejak 18 Desember 2021 ini sekaligus menyoroti masalah munculnya klaster COVID-19 di penjara-penjara Thailand yang terkenal penuh sesak.
Thailand telah mendeteksi lebih dari 80 kasus varian Omicron dan disinyalir menjadi salah satu penyebab kekhawatiran para napi.
- Gelar Program MESOP, Emtek (EMTK) Terbitkan 44,23 Juta Saham Baru
- Sinyal Ekonomi Pulih, Realisasi Pajak Tumbuh 17 Persen Jadi Rp1.082,6 Triliun
- Ramai Orang Datang Dari Luar Negeri Jelang Nataru, Kemenkes Perketat Pintu Masuk Darat dan Laut
Sekitar 400 napi di penjara yang terletak di Provinsi Krabi di pantai selatan Thailand yang terkenal sebagai tujuan wisata pantai itu, menuntut agar tahanan yang terinfeksi dibawa ke rumah sakit, bukan ditahan di dalam.
Sekitar 100 polisi berpakaian anti huru-hara lengkap memasuki penjara dan menangkap 31 tersangka pemimpin kelompok setelah kebakaran terjadi, seperti dikutip TrenAsia.com dari Bangkok Post pada 22 Desember 2021.
Para perusuh membakar tempat tidur mereka, menyerang sipir, dengan video dan foto si jago merah dan kepulan asap hitam dari kompleks penjara beredar.
“Tidak ada korban jiwa, hanya luka ringan,” lapor wakil juru bicara kepolisian nasional, Kissana Phathanacharoen, seperti dikutip TrenAsia.com dari Channel News Asia.
- Ini Strategi Bank KB Bukopin (BBKP) Agar Tahun Depan Berbalik Laba
- Masuk Konstituen Indeks Baru BEI, Adi Sarana Armada (ASSA) Konsisten Terapkan Prinsip ESG
- Clipan Finance dan FUSE Luncurkan P2P Lending Duit Cair
Thailand memiliki salah satu populasi penjara tertinggi di Asia, dengan lebih dari 300.000 narapidana. Masalah kepadatan ini telah lama menjangkiti penjara-penjara di Thailand.
Pemerintah Thailand sempat mempertimbangkan untuk melepas 50.000 napi pada awal tahun ini demi mengatasi masalah kepadatan dengan bertumbuhnya klaster dalam penjara.