Perdana Menteri India Narendra Modi (Reuters.com/Aurelien Morissard)
Dunia

Narendra Modi Lolos Mosi Tidak Percaya Terkait Konflik Etnis

  • Lebih dari 180 orang tewas, ratusan lainnya luka-luka, dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal sejak Mei di Manipur. Modi dinilai gagal menangani kekerasan tersebut secara terbuka hingga bulan lalu.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Perdana Menteri India Narendra Modi lolos dari mosi tidak percaya yang diajukan pihak oposisi atas penanganan terhadap konflik etnis di Manipur. Modi kemudian menyebut langkah oposisi sebagai upaya sia-sia. 

Dilansir dari Reuters, Jumat 11 Agustus 2023, mosi tidak percaya yang diajukan aliansi oposisi baru yang dipimpin oleh Kongres bernama “INDIA” dengan mudah ditolak. Hal itu seperti diprediksi Modi sebelumnya. Para anggota oposisi keluar dari sidang legislatif sebagai protes bahkan sebelum mosi tersebut diputuskan.

Pada hari Rabu 9 Agustus 2023, pemimpin Kongres Rahul Gandhi mengkritik tindakan Modi terhadap Manipur. Dia menilai pemerintahan Modi telah “membagi” negara bagian tersebut, merusak, dan menghancurkannya.

Para anggota oposisi sering kali berteriak “Manipur, Manipur” saat Modi berbicara pada hari Kamis 10 Agustus 2023, berusaha membuatnya membicarakannya. Gandhi masuk ke parlemen setelah Modi berbicara selama sekitar 75 menit dan seluruh anggota oposisi keluar sekitar 15 menit kemudian.

Pernyataan dari aliansi INDIA Kongres menyatakan bahwa mereka keluar karena Modi berkelit dan menolak memberikan keadilan untuk Manipur selain mengabaikan semua isu penting lainnya yang dihadapi negara. 

Modi berbicara tentang Manipur setelah anggota oposisi keluar. “Cara sedang diupayakan, akan segera terjadi perdamaian di Manipur,” katanya. Lebih dari 180 orang tewas, ratusan lainnya luka-luka, dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal sejak Mei di Manipur. Modi dinilai gagal menangani kekerasan tersebut secara terbuka hingga bulan lalu.

Para kritikus mengatakan penolakan Modi untuk membahas konflik etnis di negara bagian yang diperintah oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) memperkuat persepsi bahwa, dalam urusan domestik, kepentingan partainya dan konstituensi nasionalis Hindu diutamakan.

Menteri Dalam Negeri Modi, Amit Shah, menyalahkan kerusuhan di Myanmar atas konflik etnis di negara tetangga Manipur. Dia mengimbau kedua belah pihak dalam sengketa tersebut untuk menyelesaikannya melalui dialog. “Mereka telah mencoba dengan sia-sia untuk menghancurkan rasa percaya diri warga India dengan mosi tidak percaya ini,” katanya. 

Para anggota parlemen BJP menggebrak meja sebagai persetujuan dan sering memberinya dukungan dengan berteriak “Modi, Modi.” Dalam pidato kampanye menjelang akhir debat tiga hari di parlemen, Modi mencantumkan pencapaian-pencapaian selama sembilan tahun pemerintahannya dan mencaci rekam jejak para pesaingnya.

Serangan tersebut terutama ditujukan kepada Kongres, yang dianggap sebagai ancaman terbesar bagi BJP pimpinan Modi. Situasi ini telah meningkatkan suhu politik delapan bulan sebelum pemilihan umum nasional di negara demokrasi terbesar dan salah satu ekonomi tercepat di dunia, yang dijadwalkan pada April-Mei 2024. 

Survei menunjukkan bahwa popularitas Modi tetap tinggi dan diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiga. Gilles Verniers dari Centre for Policy Research di New Delhi, mengatakan mosi tidak percaya lebih banyak tentang partai oposisi “menunjukkan kekuatan”. Dia mendorong oposisi bekerjasama daripada melukai Modi secara politik.