<p>Petugas melayani warga saat melakukan transaksi di gerai pegadaian Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Nasabah Melesat 21,4 Persen, Laba Bersih Pegadaian Justru Ambles 15 Persen Menjadi Rp1,3 Triliun pada Semester I-2021

  • Jumlah nasabah melesat dari 15 juta pada semester I-2020 menjadi 18 juta pada semester I-2021

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA – PT Pegadaian (Persero) mengalami lonjakan kenaikan jumlah nasabah menjelang masuk dalam ekosistem Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Ultra Mikro. Jumlah nasabah Pegadaian pada paruh pertama tahun ini melesat 21,4% year on year (yoy).

Secara rinci, jumlah nasabah melesat dari 15 juta pada semester I-2020 menjadi 18 juta pada semester I-2021. Capaian ini ikut mendongkrak pendapatan perseroan menjadi Rp10,43 triliun dari sebelumnya Rp10,13 triliun pada semester I-2020.

Kenaikan pendapatan itu rupanya masih belum bisa mendorong laba bersih Pegadaian. Total laba bersih perseroan justru ambles 15% yoy dari Rp1,53 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp1,3 triliun pada semester I-2021.

Sementara itu, total aset konsolidasi Pegadaian justru turun tipis 0,9% dari Rp68,44 triliun pada semester I-2020 menjadi Rp67,8 triliun.  Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto mengatakan bisnis perseroan masih mengalami gangguan akibat pandemi COVID-19.

“Pegadaian tetap hadir sebagai sahabat masyarakat di tengah kesulitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir,” ucap Kuswiyoto dalam keterangan tertulis yang diterima Trenasia.com, Senin, 16 Agustus 2021.

Seperti diketahui, Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menjadi anggota Holding BUMN yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Proses penandatanganan akta Inbreng saham Republik Indonesia (RI) dari Pegadaian dan PNM ke BRI bakal dilakukan pada September 2021.

Konsolidasi usaha ini menjadi upaya peningkatan kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Melalui Holding BUMN Ultra Mikro, rasio kredit UMKM di Indonesia diproyeksikan bisa mencapai 30% pada 2024.