Gedung Adaro Energy di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Energi

Nasib Bisnis Batu Bara di Tahun Pemilu 2024, Ini Kata Adaro Energy

  • Petinggi Adaro Energy memberikan prediksi mengenai bisnis dan produksi batu bara pada tahun Pemilu 2024.

Energi

Laila Ramdhini

JAKARTA - Produksi batu bara thermal diprediksi tidak akan mengalami pertumbuhan atau cenderung flat pada tahun politik 2024. Hal tersebut Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Hendri Tan.

Meskipun demikian, Hendri belum dapat memberikan angka pasti terkait volume produksi batu bara pada tahun 2024 karena masih menunggu persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) Adaro.

Presiden Direktur Adaro Power Dharma Djojonehoro menyatakan perusahaan akan fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berlangsung, termasuk pengembangan baterai untuk ekspor listrik ke negara tetangga. 

Adaro Power juga tengah menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 70 megawatt di Kalimantan Selatan serta pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 1,3 gigawatt di Kalimantan Utara.

Pada 2023, Adaro menargetkan produksi batu bara thermal sekitar 62 hingga 64 juta ton. Hingga September 2023, Adaro telah memproduksi 50,37 juta ton batu bara. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12% dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.

"Untuk rencana tahun depan, kami masih menanti persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari pemerintah," tambah Hendri.

Adaro juga menetapkan target peningkatan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025, melanjutkan peningkatan dari target tahun ini sebesar 4,3 juta ton.

Proyek Adaro 2024

Hendri Tan menegaskan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak akan berdampak pada kinerja usaha dan proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh perusahaan.

Menurut Hendri, proyek-proyek tersebut dirancang untuk memberikan keuntungan jangka panjang, melampaui lima tahun ke depan. 

Proyek-proyek yang sedang dibangun oleh Adaro dianalisis dengan fokus pada memberikan keuntungan dalam jangka panjang, yakni sekitar 10 hingga 30 tahun ke depan.

Meskipun belum dapat memperkirakan harga komoditas, termasuk batu bara, Hendri tetap optimistis bahwa harga komoditas akan tetap stabil. 

Sementara, Dharma juga menyatakan optimisme terhadap pertumbuhan kinerja Adaro Power selama tahun Pemilu 2024.

"Justru pada tahun pemilu, seluruh pembangkit listrik harus tetap siaga, tidak boleh mati," kata Dharma.

Adaro menargetkan peningkatan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025, melanjutkan kenaikan dari target tahun ini sebesar 4,3 juta ton.

Djojonegoro menekankan fokus pada penyelesaian proyek-proyek yang sedang berlangsung, termasuk produksi baterai untuk mengekspor listrik ke negara tetangga. 

Adaro Power juga sedang menggarap pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 70 megawatt di Kalimantan Selatan dan pembangkit listrik tenaga air sebesar 1,3 gigawatt di Kalimantan Utara.