Ilustrasi perusahaan rintisan alias start up unicorn dan decacorn di Asia Tenggara, termasuk Indonesia / TrenAsia-Deva Satria
Fintech

Negara dengan Start Up Unicorn Terbanyak: AS Jawara, China Kedua

  • Amerika Serikat memiliki 487 start up unicorn dan China mempunyai 301 perusahaan.

Fintech

Laila Ramdhini

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menduduki peringkat pertama negara yang memiliki perusahaan rintisan (start up) bervaluasi US1 miliar atau unicorn. AS saat ini mempunyai total 487 perusahaan unicorn.

Sebuah institut penelitian yang berbasis di Shanghai mencatat posisi kedua ditempati Chinad dengan total 301 perusahaan unicorn. Angka ini naik signifikan dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 74 perusahaan unicorn di China.

Dalam Indeks Unicorn Global 2021, secara global, terdapat  total 1.058 perusahaan unicorn masuk dalam daftar itu. Jumlah ini melonjak 80% secara tahunan atau year on year (yoy).

Adapun India menyalip Inggris untuk menduduki peringkat ketiga dengan 54 perusahaan rintisan.

Raksasa teknologi China, Bytedance, masuk sebagai perusahaan unicorn paling berharga di dunia. Perusahaan induk platform video TikTok dan aplikasinya versi China yang dikenal sebagai Douyin, ini nilai valuasinya melonjak menjadi 2,3 triliun yuan (kurs Rp2.237 per yuan) pada 2021.

Saat ini, Beijing menjadi rumah bagi 91 perusahaan unicorn pada 2021, kedua terbesar dalam hal jumlah perusahaan unicorn secara global, sementara Shanghai menempati peringkat keempat dengan 71 perusahaan unicorn. Sedangkan Shenzhen tetap berada di peringkat kelima dengan 32 perusahaan unicorn.