Negara dengan Tingkat Penipuan Tertinggi di Dunia, Ada Indonesia
- Penipuan pada dasarnya adalah tipu daya terencana yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau merugikan orang lain. Penipuan mencakup berbagai macam praktik penipuan, mulai dari penipuan dasar hingga skema canggih yang mampu mengganggu stabilitas seluruh sistem keuangan.
Tekno
JAKARTA – Penipuan pada dasarnya adalah tipu daya terencana yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau merugikan orang lain. Penipuan mencakup berbagai macam praktik penipuan, mulai dari penipuan dasar hingga skema canggih yang mampu mengganggu stabilitas seluruh sistem keuangan.
Dilansir dari Sanction Scanner, penipuan berkisar pada pelanggaran kepercayaan dan manipulasi informasi untuk mendapatkan keuntungan yang tidak sah. Penipuan merupakan pelanggaran serius yang tidak hanya berdampak pada korban perorangan tetapi juga merusak kredibilitas lembaga dan memengaruhi kepercayaan publik.
Penipuan muncul dalam berbagai bentuk, beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan kerentanannya. Entah itu melalui pemalsuan dokumen, penggunaan identitas palsu, atau memanfaatkan celah digital, tujuan utama penipuan tetap sama yaitu meraih keuntungan yang tidak sah, baik dalam bentuk finansial maupun lainnya.
- Laba ASII Naik Tipis, Tapi Prospek Tetap Positif
- Gandeng TheFoodhall, Inilah Keuntungan Nasabah Prioritas Bank QNB
- Dukung Proyek 3 Juta Rumah, Lahan BUMN Mulai Dipetakan
Negara dengan Tingkat Penipuan Tertinggi di Dunia
Dilansir dari Siccura, berikut negara dengan tingkat penipuan tertinggi:
Nigeria
Nigeria menduduki peringkat teratas sebagai negara dengan tingkat penipuan tertinggi di dunia. Kejahatan yang paling sering terjadi di negara ini adalah pencurian kartu kredit, diikuti oleh penipuan dalam penjualan emas, kencan daring, penipuan kepercayaan, pemalsuan dokumen, transfer warisan palsu, situs web palsu, kontrak palsu, penculikan, perampokan, dan penipuan pekerjaan.
Beberapa pelaku penipuan juga menggunakan satu metode tertentu untuk menipu korbannya. Baik melalui email maupun pesan media sosial, sering kali ditemukan laporan mengenai cerita palsu yang mengakibatkan kerugian finansial besar.
India
Hampir mustahil untuk mengunjungi India tanpa menghadapi penipuan atau seseorang yang berusaha menipu Anda. Penipuan bisa berasal dari pengemudi taksi yang menawarkan menawar ke hotel yang lebih mahal, atau mengimpor batu rubi bebas bea.
Kasus penipuan online di India juga semakin marak. Penipuan yang terjadi meliputi pekerjaan dari rumah daring, penipuan ulasan, hingga penipuan melalui YouTube, dan masih banyak lagi.
China
Orang China sering dianggap sebagai salah satu orang terpintar di dunia, termasuk dalam hal penipuan internet. Penipu di China menggunakan berbagai cara untuk menipu korban mereka, dan salah satu yang paling terkenal adalah penipuan terkait masuk perguruan tinggi.
Dalam penipuan ini, pelaku biasanya meyakinkan orang tua siswa bahwa anak mereka masih bisa diterima di perguruan tinggi meskipun memiliki nilai yang buruk. Selain itu, mereka juga menyebarkan virus trojan untuk mencuri kata sandi atau gambar yang dapat digunakan untuk memeras korban.
Pakistan
Pakistan juga merupakan negara yang sering terjadi penipuan. Penipu biasanya menyamar sebagai personel militer di situs kencan daring atau media sosial, lalu menjalin hubungan dengan tujuan utama untuk mencuri gambar korban yang akan digunakan dalam penipuan lainnya.
Selain itu, ada juga penipu yang berpura-pura menjadi tentara untuk membujuk korban agar memberikan uang. Kasus lain yang terjadi adalah penanaman virus pada komputer korban.
Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara terindah di dunia, tetapi juga memiliki reputasi buruk akan banyaknya penipu. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat sebanyak 1.730 konten penipuan daring dari Agustus 2018 hingga 16 Februari 2023, selama lima tahun tersebut. Penipuan online ini bahkan menyebabkan kerugian bagi para korban yang mencapai Rp18 triliun.
Dilansir dari indonesiabaik.id, berdasarkan studi CfDS UGM yang melibatkan 1.700 responden di 34 provinsi, sekitar 66,6% di antaranya pernah menjadi korban penipuan daring. Dalam penelitian tersebut, terdapat lima jenis penipuan yang paling sering dialami oleh responden, seperti penipuan berkedok hadiah, mengirim tautan dan lainnya.
Untuk modus mengirim tautan, modus penipuan ini sering kali menyalahgunakan nama berbagai platform transaksi digital, termasuk dompet digital Indonesia, DANA. Penipuan dengan menggunakan link palsu untuk pemulihan akun DANA cukup banyak beredar di dunia maya.
- 63.947 Pekerja Kena PHK Januari-Oktober 2024, Jakarta Terbanyak
- Kredit Era SBY Bisa Tumbuh 20 Persen, Ini Alasan Terjadinya Perlambatan di Zaman Jokowi
- Rancangan Kemasan Rokok Polos Munculkan Polemik Besar
Biasanya, modus ini akan mengarahkan korban untuk mengklik link pemulihan akun DANA palsu yang dapat menyebabkan pencurian data pribadi.
Meskipun Indonesia merupakan negara termurah dan terdekat untuk dikunjungi dari India atau Asia, namun Indonesia bukanlah tujuan yang aman untuk membayar tagihan secara daring, karena Indonesia merupakan satu dari sepuluh negara dengan tingkat penipuan tertinggi di dunia.