Ilustrasi Perumahan
IKNB

Negara-Negara Asia Pasifik yang Paling Melek Asuransi Properti, Siapa Saja?

  • Dalam laporan ini GlobalData menyebutkan negara-negara mana saja yang diproyeksikan memiliki prospek pertumbuhan pangsa premi yang kuat pada tahun 2023-2027. Berikut adalah datanya.

IKNB

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Perusahaan data dan analitik GlobalData baru-baru ini merilis laporan seputar industri asuransi properti di kawasan Asia-Pasifik (APAC) berjudul “Property Insurance Market Trends and Analysis by Region, Line Of Business, Competitive Landscape and Forecast to 2027”. 

Dalam laporan ini GlobalData menyebutkan negara-negara mana saja yang diproyeksikan memiliki prospek pertumbuhan pangsa premi yang kuat pada tahun 2023-2027. Berikut adalah datanya. 

Tiongkok

Tiongkok menyumbang 35,3% pangsa premi tertulis di APAC pada tahun 2023 dengan prospek pertumbuhan yang kuat pada tahun 2023-2027. 

Industri asuransi properti di Tiongkok diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 14,4% selama lima tahun ke depan. Hal ini didukung oleh meningkatnya permintaan akan kebijakan yang mencakup peristiwa bencana alam dan perkembangan peraturan yang positif.

Di Tiongkok, peran asuransi parametrik diperkirakan akan mendapatkan perhatian lebih dari sekedar pertanian sebagai bentuk asuransi yang terjangkau dan berkelanjutan. 

Untuk diketahui, pada bulan April 2023, Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi Tiongkok mengeluarkan pemberitahuan kepada semua perusahaan asuransi untuk memperluas cakupan dan produk asuransi pertanian, meningkatkan efisiensi penjaminan dan penyelesaian klaim asuransi terkait pertanian, serta meneliti dan mengembangkan produk asuransi pribadi yang memenuhi kebutuhan petani.

Jepang 

Jepang adalah pasar terbesar kedua ketika berbicara tentang industri asuransi properti di Asia Pasifik. Jepang menyumbang 25,1% pangsa premi tertulis pada tahun 2023. 

Asuransi properti di Jepang diperkirakan akan mencatat CAGR sebesar 9,1% selama tahun 2023–2027. Proyeksi ini didukung oleh kenaikan premi asuransi kebakaran di tengah meningkatnya risiko iklim yang akan mendorong pertumbuhan asuransi properti.

Asuransi properti di Jepang juga akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan sektor konstruksi, energi, dan investasi pada proyek infrastruktur besar. Menurut Biro Statistik, total nilai kontrak yang diterima untuk konstruksi tumbuh sebesar 3% tahun ke tahun dalam lima bulan pertama tahun 2023.

Australia 

Australia adalah pasar regional terbesar ketiga, dengan pangsa 15,6% dari premi tertulis di kawasan ini pada tahun 2023. Premi asuransi properti di Australia diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 11,7% selama tahun 2023–2027, didukung oleh peningkatan kebakaran dan perumahan. premi asuransi multi risiko.

Menurut Australian Prudential Regulation Authority, rata-rata premi untuk kelas properti seperti asuransi multi-risiko rumah, kebakaran, dan risiko khusus industri meningkat sebesar 10-18% dari Juli 2022 hingga Juni 2023. 

Perusahaan asuransi Australia telah menaikkan premi atau meminimalkan eksposurnya untuk mengatasi kerugian yang tidak berkelanjutan dan meningkatnya tekanan dari perusahaan reasuransi.

Untuk diketahui, pemerintah Australia telah memperkenalkan produk asuransi kewajiban sepuluh tahun pada bulan Oktober 2022, yang akan menciptakan peluang bisnis baru bagi perusahaan asuransi. 

Produk ini mencakup bagian-bagian penting dari apartemen tempat tinggal, termasuk sistem kebakaran dan kedap air, untuk membantu pemilik merawat bangunannya.

India dan Selandia Baru

India dan Selandia Baru adalah negara-negara yang tersisa di lima pasar regional teratas dengan pangsa masing-masing sebesar 9,7% dan 3% dari premi tertulis di wilayah tersebut pada tahun 2023. 

Premi tertulis asuransi properti di India diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 8,7% dibandingkan tahun 2023 –2027, sedangkan premi tertulis di Selandia Baru diperkirakan akan tumbuh pada CAGR sebesar 10,6% selama tahun 2023–2027.

Analis Asuransi di GlobalData Manogna Vangari menyimpulkan bahwa meningkatnya permintaan di sektor konstruksi dan energi serta kenaikan harga premi diperkirakan akan mendukung pertumbuhan asuransi properti di kawasan APAC selama lima tahun ke depan. 

“Namun, penyesuaian portofolio untuk membatasi paparan kerugian dengan tingkat keparahan yang tinggi dan mempertahankan profitabilitas diperkirakan akan tetap menjadi fokus utama bagi perusahaan asuransi properti di APAC.” terangnya.