Negara Terkaya di Dunia, Begini Gambaran Kemiskinan di Jerman
- Jerman menjadi salah satu negara yang paling terdampak ekonominya akibat perang Rusia di Ukraina
Dunia
BERLIN-Jerman menjadi salah satu negara yang paling terdampak ekonominya akibat perang Rusia di Ukraina. Ini karena Jerman sebelumnya sangat tergantung pada pasokan gas dari Rusia. Sementara Jerman bersama dengan negara-negara Uni Eropa telah sepakat untuk memberikan sanksi keras kepada Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Kini, meskipun Jerman adalah salah satu negara terkaya di dunia, tanda-tanda meningkatnya kemiskinan semakin terlihat di seluruh negeri. Para tunawisma tidur dengan susah payah, ibu-ibu yang tidak makan untuk memberi makan anak-anak mereka, dan para pensiunan yang harus mencari botol bekas untuk ditukar dengan deposit.
Menurut Paritätische Wohlfahrtsverband, organisasi Jerman untuk organisasi kesejahteraan sebanyak 13,8 juta orang Jerman hidup dalam kemiskinan atau berisiko tergelincir di bawah garis kemiskinan. Pemerintah Jerman juga menyuarakan kekhawatirannya tentang kesenjangan yang semakin besar antara kaya dan miskin.
- Harga Kedelai Sempat Tinggi, Kemendag Jamin Penuhi Kebutuhan Nasional
- Nilai Kurs Rupiah Diprediksi Bisa Tembus Rp15.400 per USD, Inilah 5 Faktor yang Memengaruhi
- Twitter Uji Coba Hentikan Pengguna Screenshot Cuitan Orang Lain
Deutsche Welle melaporkan Selasa 11 Oktober 2022 Istilah kemiskinan dalam konteks ini tidak berarti bahwa jutaan orang di Jerman berisiko mati kelaparan atau mati kedinginan. Sebaliknya ini mengacu pada kemiskinan relative yang diukur dengan kondisi kehidupan rata-rata masyarakat yang bersangkutan.
Pada tahun 2021 Jerman menduduki peringkat 20 negara terkaya di dunia jika diukur dari PDB per kapita. Angka ini didpat dari menjumlahkan nilai semua barang dan komoditas yang diproduksi di suatu negara dan membagi angka tersebut dengan jumlah penduduk.
Di Jerman Anda akan mendapatkan pendapatan per kapita adalah US$50.700 per orang per tahun di Jerman atau sekitar Rp778 juta. Sebagai perbandingan di Luksemburg, negara terkaya di dunia angkanya adalah US$136.700 atau sekitar Rp2 miliar. Sementara di Buruni, negara termiskin di dunia adalah US$270 atau sekitar Rp4 jutaan. Bagaimana di Indonesia? PDB per kapita Indonesia pada 2021 dilaporkan sebesar US$4. 349 atau sekitar Rp66 juta.
Definisi miskin
Di Eropa, meskipun relatif sedikit orang yang hidup dalam kemiskinan absolut, jutaan orang dipengaruhi oleh kemiskinan relatif terhadap rata-rata nasional. Ini berarti mereka hidup dengan pembatasan materi yang ketat, dan dapat memenuhi kebutuhan dengan membatasi gaya hidup mereka.
Di Uni Eropa seseorang dianggap berisiko miskin atau miskin jika pendapatannya kurang dari 60% dari nilai PDB per kapita. Jika kurang dari 50%, itu dianggap kemiskinan ekstrim.
Untuk Jerman, ini berarti bahwa orang lajang yang berpenghasilan kurang dari €1.148 atau sekitar Rp17 juta per bulan dianggap di bawah garis kemiskinan. Untuk orang tua tunggal dengan satu anak, angka itu adalah €1.492 atau sekitar Rp22 juta. Dan untuk rumah tangga dengan dua orang tua dan dua anak disebut miskin jika penghasilannya di bawah €2.410 atau sekitar Rp36 juta.
Jerman memiliki jaring pengaman sosial yang kuat. Siapa pun yang tidak dapat menemukan pekerjaan, atau tidak dapat bekerja, menerima jaminan sosial dasar. Sebuah sistem yang dikenal dalam bahasa sehari-hari sebagai Hartz IV. Uang ini dimaksudkan untuk menutupi biaya hidup dasar seperti sewa, pemanas, dan air, dan juga asuransi kesehatan. Ini semacam Bantuan Langsung Tunai di Indonesia tetapi dengan manfaat jauh lebih luas.
Di bawah sistem ini, individu dan orang tua tunggal akan mendapatkan bantuan €449 atau sekitar Rp6,7 juta sebulan untuk makanan, pakaian, barang-barang rumah tangga, produk kebersihan pribadi, dan tagihan seperti internet, telepon, dan listrik. Untuk setiap anak, orang tua atau pasangan menerima antara €285 dan €376, tergantung pada usia.
Hartz IV dan program kesejahteraan publik lainnya telah berulang kali dikritik di Jerman karena hanya memenuhi kebutuhan paling sederhana. Menanggapi hal ini, pemerintah telah mengusulkan kenaikan tarif standar menjadi €503 atau sekitar Rp7,5 juta per bulan mulai tahun 2023, dan mengubah namanya menjadi Bürgergeld, atau "uang warga".
Namun menurut ilmuwan sosial dan peneliti kemiskinan Christoph Butterwege, angka itu juga masih jauh dari cukup. Butterwege mengatakan setidaknya €650 diperlukan bagi orang untuk hidup bermartabat dan makan makanan sehat.
Di bawah sistem saat ini, hanya €5 atau sekitar Rp74.000 dialokasikan setiap orang untuk makan per hari. Ini membuat rumah tangga yang lebih miskin membeli lebih sedikit makanan atau makanan dengan kualitas lebih rendah.
Inflasi meroket
Ketika inflasi meroket di Jerman, semakin banyak orang akan menemukan diri mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan. Semakin sulit bagi banyak orang untuk membeli roti, susu, buah, dan sayuran yang sekitar 12% lebih mahal daripada tahun lalu. Pada tahun 2020 sekitar 1,1 juta orang menggunakan bank makanan. Jumlah itu sekarang mendekati 2 juta.
Kemiskinan juga meningkat di kalangan orang tua. Bahkan setelah puluhan tahun bekerja, uang pensiunan bulanan mereka seringkali tidak cukup untuk menutupi semua pengeluaran. Menurut sebuah studi baru dari Bertelsmann Foundation, kemiskinan usia lanjut diperkirakan akan mempengaruhi 20% orang Jerman pada tahun 2036.
- Waspada! Inilah 7 Pekerjaan yang Akan Hilang di Masa Depan
- Tren Istilah Bisnis: Apa Itu Return on Investment (ROI)?
- Inilah 7 Pekerjaan yang Akan Tetap Aman Meski Terjadi Resesi
Orang dengan uang pensiun di bawah ambang batas tertentu diizinkan untuk mengklaim bantuan pemerintah. Namun banyak yang enggan memanfaatkan. Studi menunjukkan dua pertiga dari mereka yang berhak mengklaim manfaat merasa malu untuk melakukannya.
Orang yang lebih tua sering kali lebih memilih untuk mencoba bekerja lebih lama. Atau mengumpulkan kaleng dan botol dari tempat sampah untuk dijual dan mendapatkan beberapa euro.
Di Jerman, jumlah orang yang tidak dapat hidup dari penghasilan mereka meskipun memiliki pekerjaan penuh waktu juga meningkat. Bahkan dengan kenaikan upah minimum baru-baru ini. Dengan gaji €12 atau Rp179.000 per jam, satu orang tanpa anak yang bekerja 40 jam seminggu akan menerima pendapatan bersih sekitar €1.480 atau sekitar Rp22 juta per bulan. Meski secara resmi angka ini di atas garis kemiskinan, tetapi sekarang tetap akan berat karena adanya inflasi atau kenaikan harga.
Pelajar juga sangat terpengaruh oleh situasi ini, terutama penerima dana federal. Mereka menerima maksimum €934 atau sekitar Rp14 juta sebulan. Uang termasuk untuk perumahan dan asuransi kesehatan. Jumlah ini menempatkan siswa jauh di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah Jerman berencana untuk menghabiskan €200 miliar untuk meredam dampak dari harga energi yang tinggi. Namun, ini akan jauh dari cukup untuk menyerap semua biaya tambahan. Dan para ekonom percaya bahwa inflasi akan tetap tinggi. Kehidupan di Jerman akan tetap mahal di masa mendatang, dan ini akan dirasakan terutama oleh mereka yang tidak memiliki penyangga keuangan dan sedikit tabungan.