Tren Surplus Terus Berlanjut
JAKARTA – Ketahanan sektor eksternal dinilai tetap baik, didukung oleh Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III-2020. Pada periode ini, NPI diperakirakan mencatat surplus atas perbaikan transaksi berjalan dan modal finansial. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, neraca perdagangan yang meningkat bersumber dari perbaikan ekspor. Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial didorong oleh berlanjutnya […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Ketahanan sektor eksternal dinilai tetap baik, didukung oleh Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan III-2020. Pada periode ini, NPI diperakirakan mencatat surplus atas perbaikan transaksi berjalan dan modal finansial.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, neraca perdagangan yang meningkat bersumber dari perbaikan ekspor.
Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial didorong oleh berlanjutnya aliran modal asing yang masuk.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik tetap terjaga,” mengutip siaran resmi, Jumat, 20 November 2020.
Seperti diketahui, pada Oktober 2020 neraca perdagangan kembali mencatat surplus sebesar US$3,61 miliar. Ini kembali terjadi setelah bulan sebelumnya juga tercatat surplus US$2,39 miliar.
Menurut Perry, surplus neraca perdagangan ini berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Tren Surplus Kembali Berlanjut
Kemudian, apabila ditilik lebih lanjut, sejak awal tahun hingga Oktober 2020, surplus yang tercatat mencapai US$17,07 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode Oktober tahun lalu yang tercatat defisit US$2,12 miliar.
Surplus pada periode ini dipengaruhi oleh neraca perdagangan nonmigas yang juga mencatat surplus berlanjut. Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$4,06 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumya sebesar US$2,90 miliar.
Adapun defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$504,6 juta pada September 2020 menjadi sebesar US$450,1 juta. Penyebabnya adalah penurunan ekspor migas yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan impor migas.
Selain itu, hingga 16 November 2020, investasi portofolio asing atau net inflows tercatat sebesar US$3,68 miliar.
Kemudian, untuk posisi cadangan devisa (cadev) per akhir Oktober 2020 juga tetap tinggi, yakni US$133,7 miliar. Cadev tersebut setara dengan pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor. Selain itu, posisinya juga disebut berada di atas standar kecukupan tiga bulan impor.
Perry pun memprediksi, ke depan defisit transaksi berjalan 2020 akan tetap rendah. Posisinya di bawah 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).