Ilustrasi ekspor
Makroekonomi

Neraca Perdagangan Indonesia Positif, Cetak Nilai Surplus Rp48 T

  • Secara kumulatif, ekspor selama periode Januari-Mei 2024 mencapai US$104,25 miliar atau sekotar Rp1.712 triliun, meskipun mengalami penurunan sebesar 3,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Makroekonomi

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 mencatat surplus sebesar US$2,93 miliar. atau sekitar Rp48,13 triliun (kurs Rp16.430).

Capaian tersebut melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama 49 bulan berturut-turut. 

“Neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 surplus 2,93 miliar dolar AS, masih melanjutkan tren surplus 49 bulan berturut-turut." terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta.

Surplus ini didorong oleh neraca perdagangan sektor nonmigas yang mencapai US$4,26 miliar atau sekitar Rp69,9 triliun, meskipun tertahan oleh defisit di sektor migas sebesar US$1,33 miliar atau sekitar Rp21,8 triliun.

Pada bulan Mei 2024, nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,33 miliar atau sekitar Rp366,8 triliun, mengalami peningkatan sebesar 13,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month) dan naik 2,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). 

Secara kumulatif, ekspor selama periode Januari-Mei 2024 mencapai US$104,25 miliar atau sekotar Rp1.712 triliun, meskipun mengalami penurunan sebesar 3,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan ekspor nonmigas didukung oleh kenaikan ekspor ke negara-negara tujuan utama seperti China, Amerika Serikat, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa. 

“Tiga negara dengan kenaikan impor nonmigas terbesar yakni China, Amerika  dan Thailand. Sedangkan Belanda menjadi negara dengan penurunan terdalam untuk impor komoditas nonmigas,” jelas Airlangga.

Sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar menunjukkan peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Berdasarkan sektor, kinerja ekspor mengalami peningkatan di semua sektor, yaitu Pengolahan, Pertambangan dan Lainnya, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta Migas. 

Sektor-sektor ini berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian surplus neraca perdagangan.

Di sisi impor, nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar atau sekitar Rp318,74 triliun, meningkat sebesar 14,82 persen dibandingkan bulan sebelumnya, namun turun sebesar 8,83 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meskipun nilai impor mengalami kenaikan pada bulan tersebut, penurunan impor year-on-year menunjukkan adanya penurunan permintaan dalam negeri atau peningkatan produksi dalam negeri yang mampu menggantikan produk impor.

Dengan surplus neraca perdagangan yang konsisten, pemerintah optimis bahwa perekonomian Indonesia akan terus menunjukkan kinerja positif. 

Kinerja ekspor yang kuat dan pengendalian impor yang efektif diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong sektor-sektor unggulan dan memperluas pasar ekspor untuk menjaga momentum positif ini. 

Selain itu, upaya peningkatan nilai tambah produk dan diversifikasi komoditas ekspor juga menjadi fokus utama dalam strategi perdagangan Indonesia ke depan.