Neraca Perdagangan Surplus, IHSG Naik Tapi Rupiah Lunglai
Bank Indonesia (BI) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode kuartal II-2020 mencapai US$9,2 miliar, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$8,5 miliar.
Industri
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 Agustus 2020, ditutup menghijau seiring surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020.
IHSG ditutup menguat 47,48 poin atau 0,9% ke posisi 5.295,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak naik 11,8 poin atau 1,43 persen menjadi 839,02.
Bursa Indonesia menempati posisi kedua terbaik di dunia menempel Filipina. Bahkan, penurunan IHSG tercatat makin tipis menjadi 15,94% sejak awal tahun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, pelaku pasar mengapresiasi kinerja neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2020 yang hanya mengalami defisit US$2,9 miliar dibandingkan dengan kuartal sebelumnya US$3,7 miliar.
“Market juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan Indonesia per Juli yang mengalami peningkatan surplus menjadi US$3,26 miliar dari surplus US$1,25 miliar pada perilisan bulan sebelumnya,” ujar Nafan dilansir Antara, Selasa, 18 Agustus 2020.
Dibuka menguat, IHSG nyaman berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, sembilan sektor meningkat dengan sektor keuangan naik paling tinggi yaitu 1,36%, diikuti sektor properti dan sektor pertambangan masing-masing 1,22% dan 0,95%. Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor pertanian yaitu minus 0,22%.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp128,7 miliar. Sehingga, net sell investor asing sejak awal tahun menipis menjadi Rp23,29 triliun.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 720.810 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 11,87 miliar lembar saham senilai Rp10,21 triliun. Sebanyak 237 saham naik, 188 saham menurun, dan 149 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei Jepang melemah 56,66 poin atau 0,25% ke 23.040,09. Kemudian, Indeks Hang Seng Hong Kong naik 20,04 poin atau 0,08% ke 25.367,38, dan Indeks Straits Times Singapura melemah 9,39 atau 0,37% ke 2.562,16.
Rupiah Terdepresiasi
Saat bersamaan, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah seiring turunnya kinerja ekspor-impor.
Rupiah ditutup melemah 50 poin atau 0,34% menjadi Rp14.845 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.795 per dolar AS.
“Meski neraca perdagangan Indonesia tidak minus, namun kejatuhan ekspor-impor yang begitu dalam tentu membuat alarm tanda bahaya kembali menyala. Ada kemungkinan pemulihan ekonomi pada kuartal III-2020 akan kembali terkontraksi sehingga harapan terhindar dari resesi akan kembali sirna,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
Bank Indonesia (BI) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode kuartal II-2020 mencapai US$9,2 miliar, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$8,5 miliar.
Namun secara bersamaan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor Indonesia pada Juli 2020 tercatat US$10,47 miliar. Posisi itu terkontraksi 32,55% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia dilaporkan US$13,73 miliar, turun 9,9% dan membuat neraca perdagangan surplus US$3,26 miliar.
Dari eksternal pasar merasa lega dengan penundaan peninjauan kesepakatan perdagangan AS-China minggu ini. Pelaku pasar juga memperkuat keyakinan bahwa hubungan perdagangan keduanya dapat bertahan bahkan di tengah konflik di berbagai bidang lainnya.
Selain itu pasar juga akan fokus minggu ini pada rilis risalah rapat kebijakan terakhir bank sentral AS, Federal Reserve (Fed). Pasar juga memantau konvensi nominasi Partai Demokrat AS yang tensinya terus memanas.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.763 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.875 per dolar AS.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.907 per dolar AS. Posisi itu terapresiasi dibandingkan dengan hari sebelumnya di posisi Rp14.917 per dolar AS. (SKO)