<p>Ilustrasi ekspor-impor. / Pixabay</p>
Industri

Neraca Perdagangan Surplus US$743 Juta, IHSG Tetap Turun Tapi Rupiah Naik Tajam

  • Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 surplus sebesar US$740 juta, pencapaian ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar di tengah COVID-19 yang ditaksir hanya berkisar US$544 juta.

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 surplus sebesar US$740 juta, pencapaian ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar di tengah COVID-19 yang ditaksir hanya berkisar US$544 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus juga tercatat dalam kalkulasi kumulatif perdagangan pada kuartal I (Januari–Maret) 2020 senilai US$2,62 miliar yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang defisit US$62,8 juta.

“Ini menggembirakan, terlebih di tengah situasi yang tidak menentu. Tapi kami mewaspadai komposisi impor periode Januari-Maret, impor bahan baku turun, impor barang modal turun, yang kemungkinan besar akan berpengaruh ke sektor industri perdagangan, dan investasi,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu, 15 April 2020.

Dalam paparannya, dia menyebut nilai ekspor Indonesia Maret 2020 mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23 % dibandingkan dengan Februari 2020. Sementara dibandingkan dengan Maret 2019 menurun 0,20%.

Sedangkan ekspor nonmigas Maret 2020 mencapai US$13,42 miliar, naik 1,24% dibandingkan dengan Februari 2020. Demikian juga dibandingkan dengan ekspor nonmigas Maret 2019, naik 3,38%.

“Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2020 mencapai US$41,79 miliar atau meningkat 2,91% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$39,49 miliar atau meningkat 6,39%,” tambah dia.

Adapun negara tujuan ekspor nonmigas Maret 2020 terbesar adalah China dengan besaran ekspor senilai US$1,98 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat sebesar US$1,57 miliar dan Jepang sebesar US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,99%. Sementara ekspor ke 27 negara Uni Eropa sebesar US$1,22 miliar.

Sama halnya dengan ekspor, nilai impor Indonesia Maret 2020 mencapai US$13,35 miliar, naik 15,60% dibandingkan dengan Februari 2020. Meski begitu, apabila dibandingkan dengan Maret 2019 turun 0,75%.

Sedangkan impor nonmigas Maret 2020 mencapai US$11,74 miliar, naik 19,83% dibandingkan dengan Februari 2020. Namun jika dibandingkan dengan Maret 2019 turun 1,56%.

Sedangkan impor migas Maret 2020 mencapai US$1,61 miliar, turun 8,07% dibandingkan dengan Februari 2020. Sebaliknya meningkat 5,64% jika dibandingkan Maret 2019.

Menurut data BPS, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2020 ditempati oleh China dengan nilai US$8,91 miliar (26,34%), Jepang dengan nilai US$3,60 miliar (10,63%), dan Thailand dengan nilai US$2,26 miliar (6,67%). Impor nonmigas dari ASEAN sebesar US$7,16 miliar (21,18%), sementara dari Uni Eropa sebesar US$2,61 miliar (7,72%).

IHSG dan Rupiah

Dari lantai bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkulai meski neraca perdagangan Indonesia berhasil membukukan surplus. IHSG ditutup melemah 80,59 poin atau 1,71% ke posisi 4.625,91.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 17,82 poin atau 2,5% menjadi 694,44. Sempat dibuka menguat, tak sampai sejam IHSG terkoreksi dan tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, sembilan sektor terkoreksi. Sektor aneka industri turun paling dalam yaitu 2,6%, diikuti sektor infrastruktur dan sektor properti masing-masing turun 2,35% dan 2%. Sedangkan satu sektor naik yaitu sektor pertanian sebesar 0,12%.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing (net foreign sell) sebesar Rp379,01 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 597.206 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,99 miliar lembar saham senilai Rp7,03 triliun. Sebanyak 131 saham naik, 277 saham menurun, dan 130 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei Jepang melemah 88,7 poin atau 0,45% ke 19.550,1, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 290,1 poin atau 1,19% ke 24.145,3, dan indeks Straits Times Singapura melemah 39,06 poin atau 1,48% ke 2.595,51.

Sebaliknya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore menguat pasca-pengumuman neraca perdagangan surplus pada Maret.

Rupiah ditutup menguat 70 poin atau 0,45% menjadi Rp15.575 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.645 per dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan di posisi Rp15.645 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.570 per dolar AS hingga Rp15.668 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp15.707 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp15.722 per dolar AS. (SKO)